06 - Satu Disakiti, Semua Berdiri!

116K 7.6K 62
                                    

"Tadi bukannya cewek yang kemaren udah traktir kita, ya?" tanya Femas.

"Iya, i still remember her," sahut Askar.

"Haha... suka sama Fikram ternyata," ucap Kenzy.

Ghava terkekeh.

Empat cowok itu berhenti di pos security. Biasa, gak ada kerjaan. Dari pada tiduran di kelas mending jalan-jalan keliling lingkungan sekolah. Mau nongkrong di warung Mbak Mirna, tapi tadi diusir sama pacarnya.

"Ngapain?" tanya Pak Debio yang tengah asik main catur bersama rekan security-nya.

"Cuma mau liat elah, galak amat," jawab Femas.

"Tau Pak Debio, kayak nenek-nenek lagi datang bulan aja," sambung Kenzy.

"Pengen main juga dong, Pak!" seru Ghava.

"Jangan, nanti kalah nanges... saya gak bawa dot," ejek pak Debio.

"Sombong amat! Takut kalah, ya?"

"Enak aja."

"Makanya ayok!"

"Yaudah maju! Awas aja mewek!"

Ghava nyengir lebar, bergantian posisi dengan security lain yang tadi menjadi saingan pak Debio dalam bermain catur.

"Yok yang menang gue beliin kopi," tutur Femas.

"Kopi doang? Gorengan juga lah," tawar Pak Debio.

"Ah banyak mau pak Debio."

"Oke, gorengan. Nanti i yang beliin," sahut Askar.

"Deal!"

"Selamat menyambut kekalahan, Pak Debio ...," ejek Ghava.

"Liat aja nanti."

Sudah hampir dua jam permainan catur yang berlangsung sengit itu belum juga selesai, Femas dan seorang security lain sampai terkantuk-kantuk menonton permainan catur antara Ghava dan pak Debio.

Kenzy dan Askar duduk di depan POS, dua cowok itu sedang mabar game di ponsel mereka.

"Ah, goblok! Jangan sembunyi mulu bego!" seru Kenzy.

"Sabar, anjir," balas Askar.

Tak berselang lama, seseorang memukul-mukul pintu gerbang yang ditutup rapat.

"PAK, BUKAIN, PAK! TOLOOONGG...!!!"

Kenzy dan Askar serta empat orang di dalam pos menghentikan aktivitas mereka, Pak Debio segera lari membuka pintu gerbang.

Seorang anak lelaki dari angkatan kelas 11 tampak babak belur jatuh ke tanah begitu gerbang dibuka. Ghava membulatkan mata, dia hampiri anak lelaki bernama Yoshi yang merupakan bagian dari anggota Geng Motornya.

"Lo kenapa?"

"B-bang Ghava, tolong... g-gue lupa kalo jalan Anggrek Timur wilayah Geng Georda. Waktu b-bolos tadi gue lewat sana, dan mereka ngira k-kalo gue nantangin. Gue dikejar dan dikroyok habis-habisan, motor gue dibakar. Untung gue bisa k-kabur dari mereka."

"Bangsat!" umpat Ghava emosi. "Dikira yang bangun tuh jalan nenek moyangnya?!"

"Kita gabisa diem aja, Ghav. Selama ini kita udah banyak ngalah sama mereka, dan satu bulan ini mereka udah tiga kali nyakitin anggota kita," kata Femas.

"Lo bener, kita gabisa diem."

Mengobrol dengan Kenzy, Ghava baru sadar jika Yoshi sudah tak sadarkan diri. Tanpa pikir panjang Ghava langsung mengangkat tubuh Yoshi.

ALGHAVAWhere stories live. Discover now