38 - Dansa

62K 5.3K 1.3K
                                    

Sesaat setelah diberi tanda oleh MC, sebagian tamu undangan bersama pasangannya pindah ke area lebih lapang tempat yang telah disediakan untuk berdansa, di sana lampu sengaja diredupkan, suasananya terlihat jauh lebih aesthetic dengan tirai-tirai dan fasilitas nuansa gold dan hitam.

Di meja hanya tersisa Ghava dan Elian, terlihat Elian malah melamun seakan bosan ingin segera pulang. Ghava melambaikan tangan di depan wajah Elian, barulah cowok itu berkedip lalu sadar.

"Apa?" tanya Elian.

"Gak dansa?"

"Sama jin?"

"Ya nyari partner lah ... tampang modelan lo gini mah gampang ngajak kenalan cewek. Tuh Askar sama Femas aja udah mejeng di lantai dansa. Mau gue bantu cari dekel cantik?"

"Males. Gue nunggu di sini aja."

"Yaudah kalo gitu."

Ghava lari kecil menghampiri Leona. Gadis itu duduk bersama Icha, karena Raina dan Allea sudah pergi ke tempat dansa.

"Lo gak ke sana?" tanya Ghava pada Icha.

Icha menggeleng. "Kak Ghava mau ajak Leona dansa?"

"Iya. Tapi nanti lo sendirian."

"Gue temenin," sahut Kenzy tiba-tiba datang lalu duduk di kursi tempat Leona dan Icha berada.

Ghava, Leona, dan Icha menoleh serempak pada cowok itu. Yang diperhatikan malah asik mengeluarkan bungkus rokok dari saku celana, lalu menghidupkannya.

"Ngapa malah bengong? Cepetan itu udah mau dimulai!" suruh Kenzy.

Langsung sadar, Ghava menarik tangan Leona agar beranjak dari meja. Sebelum pergi tidak lupa Ghava meninggalkan pesan kepada Icha yang tampak canggung akan ditinggal bersama Kenzy.

"Hati-hati, ya? Tuh bocah suka nge-ghosting anak orang soalnya," ucap Ghava yang hanya dibalas kekehan kecil dari Icha.

Tepat Ghava dan Leona bergabung dengan yang lain, alunan musik dansa yang merdu dihidupkan.

"Jujur, gue gabisa dansa," bisik Leona keringat dingin lantaran orang-orang di sekitar mereka sudah menari dengan indah mengikuti irama musik.

"Sebenernya gue juga belum pernah coba, sih, tapi gue pernah liat di film-film. Gini caranya, lo ikutin gue aja."

Reflek Leona tahan napas begitu Ghava menarik pinggangnya agar mendekat, gadis itu meneguk saliva dibarengi mengerjapkan mata berkali-kali. Perlahan Ghava meraih tangan Leona kemudian ia letakkan di pundaknya.

Setelahnya Ghava menggenggam tangan Leona yang satu lagi, dia angkat sedikit tinggi untuk menyeimbangkan tubuh.

"Fokus, ikutin apa kata gue," pesan Ghava.

Leona mengangguk patuh, mendadak dia jadi deg-degan.

"Kalo gue bilang kiri, kaki kiri duluan ke kiri baru disusul sama yang kanan. Sebaliknya kalo gue bilang kanan, kaki kanan dulu baru kiri yang ngikutin. Ngerti?"

"Iya."

"Oke, mulai. Kanan ...."

Gerakan dansa berjalan mulus. Seperti apa yang dikatakan Ghava, gadis itu menurut dan mengikuti intruksi yang telah diberikan Ghava dengan benar.

Di meja sana Kenzy meneguk minuman di dalam gelas, setelahnya melirik Elian sesaat. Kenzy memperhatikan Elian yang duduk sendirian menatap fokus ke arah tempat orang-orang berdansa.

"Li!" panggil Kenzy, sontak Elian menoleh. "Sini biar kagak sendirian!"

Elian menggeleng, sekarang malah fokus memainkan ponsel.

ALGHAVAWhere stories live. Discover now