11 - Sahabat

85K 6.2K 133
                                    

"BERHENTIIIIIIIIIII...!!!"

Jeritan Bu Sari yang melengking mengagetkan semua orang di dalam Kantin.

Gadis-gadis yang sedang berkelahi itu mematung dalam posisi masing-masing. Leona yang tangannya ditarik oleh antek-antek Ghena, dan Ghena yang saling jambak dengan Allea.

Beberapa Guru yang membuntuti Bu Sari di Kantin segera menarik telinga para gadis yang sudah berpenampilan acak-acakan itu. Mereka dibawa ke ruang BK.

PRAK!!!

Guru BK itu memukul mejanya menggunakan penggaris kayu sampai agak retak. Enam gadis yang baru saja berkelahi tadi hanya diam berdiri dengan kepala menunduk.

"KALIAN INI ANAK PEREMPUAN ATAU LAKI-LAKI, SIH?! BERKELAHI SEPERTI PEGULAT, BIAR APA? BIAR DIKIRA JAGOAN SEKOLAH? HAH?! IYA?! JAWAB SAYA!" omel Bu Riani selaku guru BK killer paling ditakuti di SMA Lentera.

"E-enggak, Bu," jawab empat gadis itu gugup dengan wajah pucat menahan takut.

"Untuk kamu Allea dan Leona, kalian Ibu beri keringanan karena kalian anak baru. Mungkin kalian butuh waktu untuk menyesuaikan diri di lingkungan sekolah ini, tapi untuk ulah selanjutnya, kalian akan mendapat sanksi bahkan bisa terancam skors!"

Allea dan Leona mendengarkan sembari mengangguk kecil.

"Sekarang silakan keluar dari ruangan saya dan ambil alat kebersihan, kalian Ibu hukum membersihkan tribun lapangan sampai jam terakhir."

"Terus kita gimana, Bu?" sahut Ghena.

Bu Riani menyodorkan empat amplop berisikan surat panggilan orang tua di atas meja.

"Suruh orang tua kalian temui saya besok pagi," kata Bu Riani sinis. "Jika kalian melakukan ulah lagi, Ibu gak akan segan kasih kalian SP 3, mengerti?!"

"Yahhh, Bu, jangan gitu dong... yang salah duluan itu dia, bukan kita, Bu!" Ghena membela diri, ia tunjuk Leona dan Allea.

"Ini bukan kali pertama kamu lakukan hal yang sama. Selama ini semua keributan yang kamu bawa ke ruangan saya pasti karena kamu yang memulai duluan. Saya yakin, masalah kali ini sama seperti biasanya!"

"Bu, ayo dong, Bu! Kasih kita kesempatan juga."

"Jangan membantah dan silakan membersihkan toilet!"

***

Leona terus mengekori Allea membersihkan area tribun, tak sedikit anak yang memperhatikan mereka berdua. Meski begitu, Leona dan Allea tak memedulikan sekitar.

Lebih dari setengah jam, akhirnya dua gadis yang sedang menjalani masa hukuman itu selesai dengan tugas mereka. Tribun lapangan basket terlihat bersih karena beberapa sampah yang mengotori sudah diambil oleh Allea.

Duduk di salah satu bangku tribun, Allea mengusap peluh keringan di keningnya. Dia lihat sekitar, dan tak menemukan sosok Leona di manapun. Ke mana perginya gadis yang rela berkelahi demi menolongnya tadi?

"Kak," panggil Leona.

"HUWAAA...!!!" Kontan Allea berteriak kaget karena saat menoleh, wajah Leona sudah terpampang di hadapannya.

"Ini!" Meski sempat ikut kaget, Leona menyodorkan air mineral yang baru saja ia beli.

"Buat gue?"

"Iya... kenalin, Kak, nama gue Leona."

Tersenyum kecil, Allea mengambil air mineral yang telah Leona beri.

"Nama gue Allea. Btw makasih atas air sama tadi udah nolong gue."

ALGHAVAWhere stories live. Discover now