70 - Panglima Terhebat

47.7K 4.1K 1.6K
                                    

"Kalo gitu gue balik ke ruangan gue dulu. Karena perjuangan gue udah selesai, gue mau mengundurkan diri lebih cepat. Bulan depan Pak Yusuf udah bisa ngajar lagi," ucap Ethan. "Sejujurnya bukan bidang gue juga, sih, jadi guru."

"Maaf, Kak," kata Leona merasa bersalah.

"Enggak, enggak ... perasaan lo itu pilihan lo. Gue yakin lo pasti tau apa yang terbaik."

Ethan meninggalkan Ghava dan Leona. Berpindah tempat, Ghava ikut menyenderkan tubuhnya ke dinding seperti Leona. Saling menoleh, lalu tertawa malu-malu.

"Apa, sih, gak jelas!" Leona mendorong lengan Ghava.

"Lo juga. Tiba-tiba nyeret gue ke sini terus confess. Apa coba?"

"Ya gue ngerasa waktunya tepat."

"Masa?"

"Ishhh ...." Leona kembali memukul Ghava, gadis itu salah tingkah. "Terus kenapa lo cuekin chat sama telepon gue?"

"Oiya, dari semalem gue lupa gak ngidupin hp," jawab Ghava segera mengeluarkan benda pipih dari saku celananya.

Ghava menunjukkan ponsel itu pada Leona. "Mati, 'kan? Jadi gue gatau lo chat atau nelepon."

Leona mengangguk percaya. Tiba-tiba Ghava menggenggam tangan Leona.

"Kita pacaran, nih?" kekeh cowok itu.

"Lo aja belom nembak gue secara langsung," sahut Leona melengos pergi begitu saja.

Ghava tertawa. "Yaudah, nanti! Intinya sekarang kita udah pacaran meski secara gak langsung! Titik."

Cowok itu kembali pada teman-temannya yang kini sudah berada di kantin. Menghidupkan ponsel, Ghava senyum-senyum gak jelas begitu data dihidupkan, pesan panjang dari Leona ia dapatkan.

Tapi....

Di sela notif dari Leona yang masuk, terselip nama Askar di sana. Ghava langsung membuka pesan dari cowok yang hari ini tidak berangkat sekolah itu.

Askar mengirim video, melakukan panggilan lebih dari sepuluh kali, dan sebuah voice note.

Ghava memutar VN yang dikirim Askar, inti Renzio ikut memasang telinga dan mendengarkan. Semua mata melotot sempurna begitu mendengar suara lirih dengan nada gemetar yang dilontarkan Askar.

Pesan suara itu bersisi Askar yang berkata, "Ghav, tolong, Ghav ... i takut. Anak Reegraxa ngejar i. I takut sembunyi di bawah mobil. Ghav ... tol- AAARRRGHH...!!!" Jeritan Askar menjadi menutup pesan.

Setelahnya Ghava lanjut memutar video yang menampakkan perbincangan dua orang lelaki.

"Itu Polisi yang udah bujuk bokap lo buat cabut tuntutan," ucap Elian setelah memperhatikan dengan seksama layar ponsel Ghava.

"Terus yang pake jas siapa?" tanya Ghava.

Mengenali tempat di dalam video, Kenzy langsung sadar, pasti semalam Askar sudah mengikutinya. Cowok itu membeku lama, tengkuknya panas-dingin.

"ASKAAAARRR!!!" teriak Femas histeris sambil menangis.

Mereka menjadi pusat perhatian seisi kantin.

Bagaimanapun juga Askar sangat dekat dengan Femas. Sontak Fikram merangkul tubuh Femas, mencoba menenangkan cowok itu.

Ndrrttt...

Di tengah memutar video, seseorang menelepon Ghava. Kontan cowok itu terlonjak panik lantaran yang menelepon adalah Mommy-nya Askar.

Ghava memberi isyarat pada teman-temannya agar diam, lalu mengangkat panggilan.

"Assalamualaikum, Tante?" sapa Ghava.

ALGHAVAWhere stories live. Discover now