67 - Debut di Instagram

37.4K 3.1K 1.1K
                                    

Kembali dengan membawa nampan berisi empat mangkuk bakso dan es teh, Ratu mengerutkan kening keheranan setelah melihat seisi meja yang ditempati Ghava, Ethan, dan Leona sangat senyap.

Tiga insan itu saling berdiam-diaman. Padahal beberapa menit lalu, dari jauh Ratu seperti melihat mereka sedang mengobrol dengan seru.

"Kayak kuburan gini jadi sepi," kekeh Ratu berusaha memecah keheningan.

"Kuburan mah rame," jawab Ghava. "Rame orang meninggal."

Lelucon receh itu berhasil membuat Leona dan Ethan tertawa kecil. Soalnya yang sampai terbahak-bahak hanya Ratu.

Please, Ratu, lelucon Ghava gak selucu itu!

Kemudian mereka berempat melahap bakso yang ada di hadapan masing-masing. Obrolan samar-sama mulai terdengar.

Bersama Ghava tidak ada yang namanya mati obrolan. Karena jika cowok itu sudah niat berbincang, hal sepele pun bisa dijadikan topik pembicaraan yang panjang.

"Pengen banget gue melihara ayam," kata Ghava tiba-tiba.

"Random banget, baru juga ngebahas ketek lo yang ketombean," sahut Leona.

"Bukan ketombe, Le."

"Terus apa?"

"Bintang di langit."

"Gaje!"

Ethan tertawa. "Nge-fly nih anak."

"Pasti hasil pembelajaran dari Back to the Outback?" kekeh Ratu.

"Lo tau?" Ghava terperangah.

"Tau lah. Nonton juga gue."

Ghava langsung tertarik mengobrolkan kartun berjudul Back to the Outback itu bersama Ratu. Melihat dua orang yang tampak sangat asik berbicara sambil tertawa, tiba-tiba suara garpu yang membentur meja menghentikan aktivitas Ghava dan Ratu.

"Kenapa, Le?" tanya Ethan.

"Ada apa, Le?" lanjut Ratu.

"Ngagetin aja lo, Berudu!" imbuh Ghava.

"Anu ... t-tadi ada cicak di meja," jawab Leona dengan gugup.

Leona tidak sadar kenapa melakukan hal seperti tadi. Ah, memalukan!

***

Beramai-ramai para siswa dan siswi meninggalkan gerbang lantaran telah berakhirnya aktivitas mengajar.

Dari kejauhan tampak Leona berdiri di depan gerbang menunggu taksi datang. Sudah dipastikan Ethan tidak bisa mengambil kesempatan untuk mengantar Leona pulang, karena para Guru sedang melakukan rapat dadakan.

"Kiw ... cewek? Sendirian aja, nih, mau Abang anter pulang kagak?" tawar Ghava berhenti di hadapan Leona.

"Sumpah, Kak, jangan ngomong kek gitu pake ekspresi cabul. Gue beneran ngeri!"

"Sialan. Gue mau ngajak balik bareng, Nyet," kekeh Ghava.

"Tapi 'kan kita beda arah."

"Yeee ... kek biasanya gue gapernah nganter lo aja. Mau gak, nih?"

"Iya, mauuu ... lumayan uang taksi buat beli seblak."

Leona naik ke boncengan, motor melaju santai.

"Udah jadi orang kaya masih aja makan seblak. Jajan, tuh, di Starbucks."

"Gue jajan di Starbucks? Mending makan nasi padang sekalian, sisanya bisa beli baju di Tanah Abang."

"Cakeepp ...."

ALGHAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang