20 - Nasi Goreng

62.3K 5.6K 153
                                    

Malam ini langit sangat cerah. Donat-donat Leona pun terjual lebih cepat dari biasanya. Sudah bersiap-siap pulang, ponsel Leona berdering. Itu panggilan dari Ghava.

"Ini kodok puru ngapain dah nelponin mulu," gerutu Leona pada akhirnya mengangkat panggilan juga.

"Di mana?" tanya cowok di seberang telepon sana.

"Menurut lo?"

"Gak sopan, mau gue tambah seminggu?"

Jujur saat ini juga Leona ingin mengumpati Ghava sekuat-kuatnya. Sesaat kemudian Leona menengguk saliva, menetralisir rasa emosinya.

"Gue abis jualan donat. Ada gerangan apakah tuan muda menelepon?" tanya gadis itu lembut.

"Laper, nih ... bawain gue nasi goreng, ya?"

"Oke, gue gofoodin."

"Gamau. Anterin!"

Panggilan dimatikan sepihak.

"AAAAAARRRGGHH...!!!" teriak Leona di tengah hiruk pikuk orang-orang berlalu-lalang.

Tatapan aneh dipusatkan kepadanya, bahkan beberapa orang yang ada di dekat Leona langsung menjauh.

"Ghava bangsat!"

Sembari mengumpat Leona menendang asal sesuatu di bawah kakinya, yang ternyata adalah batu. Sontak gadis itu meringis mengangkat kaki yang terasa ngilu.

Pergi ke tukang nasi goreng di pinggir jalan, Leona memesankan Ghava sebungkus nasi goreng.

"Pedesin gak, Neng?" tanya mamang nasi goreng.

Berpikir sejenak, ide jahil terlintas di kepala Leona.

"Pedesin banget, ya, Mang."

"Mau level berapa?"

"Level paling pedes berapa?"

"Ada level 1 sampe 5, netralnya orang-orang suka pesen yang level 3."

Leona senyum miring. "Level 10."

"Hah? Yang bener atu, Neng. Level 5 aja udah bisa bikin orang mules."

"Udah buatin aja, Mang. Ntar saya bayar lebih."

Gerbang rumah Ghava sudah terbuka setengah, Leona langsung masuk ke teras lalu mengetuk pintu.

TOK... TOK...

Berdecak kasar, Leona duduk di kursi yang ada di teras rumah Ghava. Sudah diketuk berkali-kali tidak ada respon, dichat dan ditelepon pun juga tidak bisa.

Maunya apa?!

"Gue panggil sekali lagi, kalo si kodok puru tetep gak muncul ... gue pulang."

Kembali berdiri, Leona mengetuk pintu sekali lagi.

"KAK GHAVAAAAAA...!!!"

1 detik

2 detik

Sampai 10 detik kemudian...

Yang muncul hanya semilir angin menerpa rambut Leona.

"Fix, gue pulang!"

Beranjak pergi dari halaman rumah Ghava, gadis itu terperanjat kaget begitu keluar gerbang malah berpapasan dengan orang tinggi berpakaian putih.

"HUWAAAA... eumm-"

Reflek Ghava membungkam mulut Leona. Mata indah itu membulat lebar memelototi cowok di hadapannya. Cowok itu adalah Ghava yang baru pulang dari Masjid, memakai baju koko putih dan sarung hitam, serta peci miring layaknya penjual sate. Juga tongkat yang masih setia menjadi penjaga keseimbangannya.

ALGHAVAWhere stories live. Discover now