52 - Boneka Kodok

44.8K 3.6K 1K
                                    

Cuaca semakin panas membuat Ghava tergiur menceburkan diri merasakan kesejukan air asin di hadapannya.

Ghava ingin berenang, tapi dia tidak tega menyuruh Leona menepi dari bahunya. Tapi ajaibnya, mendadak Leona menyudahi sandaran.

"Sana kalo mau nyebur!"

Alis Ghava terangkat. "Lo bisa denger isi hati gue?"

"Nenek-nenek juga peka kali kalo lo mau nyebur. Kaki lo gerak mulu kek orang resah, mana kagak kedip lagi ngeliatin ombak."

Ghava nyengir, lantas melepas seragamnya dan hanya memakai kolor.

"Hati-hati! Kalo ada apa-apa gue gabisa berenang buat nyelametin lo!" seru Leona.

"Sans ae, Bro!" balas Ghava lari ke tengah.

Naik ke atas karang yang ada di dekat kedalaman laut, Ghava lompat bebas menyelam dalam air asin yang menyegarkan itu.

"LEONA...!!!" teriak Ghava di ujung sana.

"APAAA???"

"GUE BENCI BANGET SAMA LOO...!!!"

"GUE LEBIH BENCI SAMA LOO...!!!"

Saling meneriaki, lalu mereka tertawa.

Ghava benar-benar senang bermain air. Ada saat di mana Leona menyipitkan mata mencari keberadaan Ghava yang tiba-tiba tidak terlihat di pandangannya. Gadis itu terlonjak berdiri meneriaki nama Ghava dengan khawatir.

Berselang beberapa saat kemudian, sebuah kepala muncul dari permukaan, Ghava kembali ke pantai mendekati Leona.

"Tutup mata, Le! Gue punya sesuatu."

"Oke!" Gadis itu menutup mata.

Jalan mendekat, Ghava jongkok di hadapan Leona dalam kondisi sudah basah kuyup.

"Sekarang buka!"

Membuka mata perlahan, gadis itu terperangah senang melihat apa yang ada di telapak tangan Ghava.

"Patrick Star!" seru cowok itu.

"Lucuuuuu!" ungkap Leona meraih bintang laut di tangan Ghava.

Karena Ghava dia bisa memegang dan melihat bintang laut secara langsung. Tidak menyiakan momen, Leona memotret bintang laut itu menggunakan ponselnya.

Lalu gadis itu mengubah ke kamera depan, ia gunakan selfie bersama Ghava. Dua kali jepretan gambar wajah Ghava terus datar. Leona berdecak melirik Ghava sinis.

"Jangan kek penuh tekanan bisa, gak?"

"Terus gimanaa?"

Kembali memasang kamera, Leona melingkarkan tangannya ke pundak Ghava, dia tarik sudut bibir Ghava menggunakan ibu jari dan telunjuknya.

Cekrek

"Sekali lagi senyum sendiri!" suruh Leona melepas sudut bibir Ghava. "Satu ... dua ... tigaaa!"

Ghava terlihat pasrah mengikuti kemauan Leona.

Puas memperhatikan, memegangi, dan berfoto-foto, Leona memberikan kembali bintang laut itu pada Ghava.

"Balikin ke tempatnya."

"Lempar aja, ntar balik ke tengah sendiri."

"Oh ya?"

"Hm."

Mengikuti apa kata Ghava, dengan percaya Leona melempar bintang laut itu sampai terbawa ombak.

Leona meluruskan kaki dari duduk bersila, dengan seketika Ghava menaruh kepalanya di pangkuan Leona.

ALGHAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang