24 - Masuk Angin

65.3K 5.5K 126
                                    

"Bekas jaitan gue perihhh," keluh Leona.


Saat ini dia dan Ghava duduk di halte dalam kondisi basah sambil menunggu bus datang. Agenda bolos hari ini cukup menyenangkan juga menyakitkan bagi mereka berdua.

"Kaki gue apalagi! Linu banget, gak kira-kira lo kalo nginjek. Jangan-jangan sengaja lo, ya?" tuduh Ghava.

Dengan enteng Leona menepuk pundak Ghava.

"Gausah fitnah! Namanya juga gak sengaja."

"Udah kaki gue dibikin sakit, tambah dimodusin lagi. Ternoda sudah pipi gue."

"Kak Ghavaaa!" Nada Leona saat menyerukan namanya kini seolah memiliki ciri khas tersendiri di telinga Ghava.

Bus datang, dua remaja itu bergegas masuk ke dalamnya. Leona duduk di samping jendela, memandang keluar sembari memeluk dirinya sendiri sesekali mengusap lengan karena kedinginan.

"Mau gue peluk, sayangnya gue juga basah kuyup," tutur Ghava.

Leona menoleh cepat. "Lo mau gue pukul?"

Ghava tertawa. "Oh, iya, tas sama sepeda lo ada di warung mbak Mirna. Tadi gue suruh Yoshi buat taro sana. Ambil besok aja, sekarang langsung pulang terus ganti baju biar gak masuk angin."

"Sok perhatian begete tuan muda ini."

"Hati mungil gue emang selembut itu kalo sama cewek."

"Huekk ... sorry, gue langsung mual."

"Monyet lo."

Bus berhenti di halte tempat seharusnya Ghava turun, tapi cowok itu malah tetap duduk di samping Leona sampai bus jalan lagi.

"Kak, ini tempat pemberhentian lo."

"Gue mau liat lo pulang. Gue pantau biar gak ke tempat mbak Mirna ngambil sepeda sama tas."

"Dipantau? Buronan kali gue."

"Lo 'kan gapernah mau dengerin gue.

"Sepedanya mau gue pake jualan."

"Hari ini libur dulu."

"Enak aja. Waktu adalah uang. Lagian sekarang masih jam 3 kok."

"Lo gak liat langit mendung banget? Mau jualan sambil ujan-ujanan."

"Enak lo cuma ngomong. Gue yang butuh uang."

"Berapa penghasilan lo dalam sehari?"

"375 ribu."

"Hari ini gue borong semuanya. Lo tinggal anterin langsung ke markas gue. Nanti alamatnya gue kirim."

"Serius?" Leona terperangah senang.

Ghava mengeluarkan dompet, mengeluarkan empat lembar uang seratus ribuan.

"Sisanya anggep aja ongkir. Naik ojek cukup tuh 25 ribu."

"Siap, tuan muda!"

Sopir bus menginjak rem di halte tempat pemberhentian Leona, keluar dari tempat duduknya, Leona melempar senyuman kepada Ghava. Setelah turun dari bus, gadis itu sempat melambaikan tangan ke arah Ghava yang memandangnya dari dalam jendela bus.

***

"Lagian kek gada kerjaan lo, Ghav, dateng-dateng basah kuyup. Untung ada baju lo di sini," omel Femas sembari mengerok punggung Ghava.

Iya! Cowok itu masuk angin setelah hujan-hujanan di panti tadi. Begitu mengantar Leona, Ghava langsung menuju markas Renzio.

Askar dan Kenzy masuk markas setelah belanja obat untuk Ghava di Apotek. Satu tangan Askar menenteng kantong, satu lagi memegangi es krim.

ALGHAVAWhere stories live. Discover now