65 - Sahabat Jadi Benci

39.7K 3.3K 1K
                                    

Ghava dan inti Renzio penasaran melihat toilet perempuan sangat ramai. Anak-anak berdiri di ambang pintu seperti sedang menonton sesuatu.

Ada satu gadis yang berdiri di antara kerumunan, ingin menerobos masuk tapi kesulitan. Saat menoleh belakang, Ratu melihat keberadaan Ghava dan teman-temannya. Gadis itu mundur, langsung menghampiri rombongan Ghava.

"Lo ngapain di sini?" kaget Ghava.

Fikram ikut kaget. "Kayak gak asing. Dia siapa, Ghav?"

Yang lain ikut bertanya-tanya, siapa gadis yang menghampiri Ghava ini?

"Gue Ratu, yang dulu ribut sama Leona pas MPLS," jawab gadis itu. "Beberapa bulan lalu sempet pindah, tapi sekarang sekolah di sini lagi."

Askar menoleh Ghava. "You kenal?"

"Kenal."

"Kok i enggak?"

"Makanya jangan kebanyakan minum bebelac."

"Apa hubungannya?" gumam Askar manyun.

"Btw itu rame-rame ada apa?" tanya Fikram.

"Ituu ... tadi pas di kantin Leona ngasih tau cewek yang namanya Kak Allea, kalo mereka disuruh Papa mereka pulang naik taksi. Terus tiba-tiba si Kak Allea narik Leona masuk toilet. Gue khawatir sama Leona. Tapi setau gue 'kan Leona gapunya bokap. Terus Papa yang Leona maksud siapa? Nyokap Leona nikah sama bokapnya Kak Allea?"

Secara bersamaan Ghava dan Fikram lari menuju toilet, inti Renzio lain membuntuti, tapi salah satu dari mereka tangannya ada yang ditahan oleh Ratu. Dia Askar.

"What?"

"Nyokap Leona nikah sama bokapnya Kak Allea?"

"Yang i tau, Leona sama Allea satu bapak. Sekarang Leona tinggal with keluarga barunya, yaitu Allea and family."

Meski cukup kaget dengan penjelasan Askar, Ratu mengangguk-angguk paham. Kemudian mereka berdua menyusul ke dalam toilet.

Berhasil membelah kerumunan, tepat di ambang pintu Ghava dan Fikram menghentikan langkah begitu mereka berpapasan dengan Allea.

"Yang, ngapain?" tegur Fikram.

Tak menggubris, Allea melengos pergi menabrak bahu Fikram. Gadis itu kesal dengan Fikram lantaran terus menasehatinya agar menerima Leona. Sontak Fikram mengejar sang pacar, Ghava masuk menemui Leona.

Kenzy dan Femas membubarkan anak-anak.

"Leona!" panggil Ghava mendapati gadis itu sedang menangis.

Memegang kedua lengan Leona agar menghadapnya, Ghava meraih dagu gadis itu, mereka bertukar pandang cukup lama. Ghava menyorot lekat ekspresi penuh kesedihan di wajah Leona.

Tangis gadis itu kian terisak, kontan Ghava memeluk Leona.

"It's okay." Ghava mengusap lembut kepala gadis di pelukannya.

"Apa gue nyerah aja, Kak? Gue keluar dari keluarga bokap gue. Bener kata Kak Allea, kehadiran gue cuma nyakitin batin Mama Allena."

"Lo salah. Ketika seseorang udah yakin dan bilang kalo dia mau berdamai dengan keadaan, dia gak akan pernah mikirin hal yang bikin dia sakit lagi. Rasa sakit akan reda dengan sendirinya setelah kita bisa berdamai dengan kesakitan itu sendiri. Dan nyokap lo adalah orang hebat yang lagi berusaha dapetin fase itu, lo harus bertahan sedikit lagi."

Ghava mempererat pelukannya. Di depan toilet ada Ratu, Kenzy, Femas, serta Askar yang menunggu Ghava dan Leona keluar.

***

ALGHAVAWhere stories live. Discover now