54 - Sunat

45.6K 3.9K 1.3K
                                    

"Pamit, Ghav!"

"Pulang dulu, ya, Bang Gapa!"

"See you, Ghav!"

"Ghava, pulaangg!"

"Iyaaa ... makasih dah bantu berantakin rumah gue!" jawab Ghava membalas pamitan dari anggotanya.

"Orang udah diberesin juga," protes Femas.

"Ruang tamu gue noh masih berantakan!"

"Cuma sisa kulit kuaci elah, tinggal sapu dikit doang."

Askar turun dari motor, lari ke arah Ghava, lalu mencium bayi di gendongan Ghava dengan gemas.

"Byee, Aceeell!" seru cowok itu.

Anggota Renzio meninggalkan rumah Ghava. Baru mau ke dalam, mobil Ethan terdengar memasuki halaman membuat Ghava mengurungkan niat.

"Bilangnya gak sampe sore. Pembohong!" seru Ghava menyambut Ethan dan Leona keluar dari mobil. "Dari mana, sih?"

"Ada, deh," jawab Leona senyum-senyum.

"Nih, gue beliin martabak telor," kata Ethan menyodorkan oleh-olehnya.

"Berasa bapaknya Leona gue. Anaknya diajak keluar, bapaknya disogok makanan."

"Mau gak?"

"Ya mau. Thanks."

"Yoi."

"Gak langsung pulang?"

Leona meninju kecil lengan Ghava. "Di mana-mana nawarin mampir, malah nyuruh pulang."

"Rada-rada emang, nih, cowok. Kok bisa, ya, dulu gue anggep si goblok ini musuh utama."

"Karena gue nakutin lah."

"Aslinya gak waras. Dahlah gue duluan. Le, gue pulang," pamit Ethan.

"Hati-hati!" jawab Ghava dan Leona serempak.

Setelah Ethan pulang, gadis itu masuk rumah mendahului Ghava, kemudian bengong cukup lama mendapati ruang tamu yang sudah seperti kapal pecah. Kulit kuaci berserakan penuh di lantai serta sisa bungkus snack dan minuman lainnya.

"Ini apa, Kaaakk?"

Nyengir kuda, Ghava memberikan Anzel kepada Leona.

"Mandiin Acel sana, biar ruang tamu gue yang urus."

"Yaudah," jawab gadis itu membawa Anzel ke belakang.

***

Sorot matahari pagi menembus tirai jendela yang tidak tertutup rapat, berakhir membangunkan Ghava. Cowok itu keluar dari kamar tamu, jalan malas sambil mengusap-usap kepala bagian belakang masuk ke kamarnya yang kini dipakai Leona dan Anzel.

Di depan kaca lemari sana cowok itu melihat Leona sedang berdandan, Leona mengenakan dress rapi bersama Anzel yang tak melepas pandangan dari dalan stroller.

Wangi khas bayi semerbak memasuki indra penciuman Ghava, cowok itu bisa menebak jika Anzel baru selesai mandi.

"Mau ke mana, nih, cantik amat," tegur Ghava berdiri di belakang storller.

Menatap Ghava lewat pantulan kaca, Leona senyum singkat. "Makasih loh udah dibilang cantik."

"Dari belakang. Coba balik badan."

Gadis itu memutar bola mata malas, sudah menduga jika Ghava tidak sedang benar-benar memujinya.

"Mau ke mana?"

"Ikut kak Allea sama kak Ethan ke Gereja. Keknya waktu itu gue pernah ngomong sama lo."

"Oh iya ini hari minggu."

ALGHAVAWhere stories live. Discover now