46 - Taman Bermain

59.9K 5.3K 1.6K
                                    

Pagi-pagi Leona mengetuk pintu kamar tamu. Di mana ada Ghava dan Ethan di dalam sana. Iya, semalam Ethan memutuskan tidur di rumah Ghava.

Ghava membuka pintu, matanya setengah memejam sambil menguap lebar.

"Gue mau masak, tolong jagain Anzel dulu," pinta Leona.

"Udah bangun?" tanya Ghava, suaranya parau khas bangun tidur.

"Dari subuh."

"Yaudah sono masak."

"Kak Ethan masih tidur?"

Ghava memicingkan mata. "Ngapain nanyain Ethan? Suka lo sama dia?"

Pagi-pagi sudah bikin mood turun. Ghava melintasi Leona begitu saja memasang wajah cemberut. Melihat respon Ghava, gadis itu tertawa kecil, lalu pergi ke dapur.

"Tcyah ... tcyahh!" oceh Anzel melihat kedatangan Ghava.

Bukannya menghampiri box bayi, Ghava hanya melambaikan tangan dan berlalu ke ranjang merebahkan tubuhnya di sana. Baru ingin memejamkan mata, suara tangisan Anzel membangunkannya.

Ghava langsung duduk dengan wajah plonga-plongo. Maklum, sepertinya nyawa Ghava belum mengumpul sempurna.

"Heh, kodok! Gue nyuruh jagain, bukan bikin nangiiisss...!!!" seru Leona gemas, masuk kamar membawa spatula.

"Ada apa rame-rame?" tanya Ethan, ia terbangun lantaran mendengar keributan.

"Tanding bola antar Kecamatan. Pake nanya," sahut Ghava.

"Udah, deh, gausah mulai ... demen amat ngajak ribut orang," gerutu Leona.

Setelah diomeli, barulah Ghava langsung berdiri dan lari kecil mengekori Leona.

Gadis itu mengangkat Anzel, ditimang-timangnya agar cepat diam. Tidak lama setelah Anzel diam, bau menyengat masuk ke indra penciuman Leona.

Prott...

"Anzel pup," kata Ghava. "Sini biar gue yang gantiin popok, lo balik ke dapur aja sana."

Ghava memang paling ahli dalam hal mengambil hati supaya Leona berhenti ngomel. Gadis itu pun menyerahkan Anzel kemudian kembali ke dapur.

Melihat Ethan hendak membuntuti Leona, segera Ghava memanggilnya. Ethan menoleh.

"Gue mau bantu Leona masak," ucap Ethan.

"Gak, gaboleh ... lo bantu gue jagain Anzel!"

Leona menatap Ethan dengan senyum tipis. "Gue bisa masak sendiri, Kak."

"Tuh 'kan, buru sini lo! Selagi gue di sini, jangan harap modus lo berjalan lancar. Haha ...," celetuk Ghava tertawa jahat.

Mendengkus sebal, dengan terpaksa Ethan menghampiri Ghava sembari menggerutu.

Sambil menahan bau, Ghava kesusahan merobek popok Anzel menggunakan satu tangan, karena tangan yang sebelah ia gunakan untuk menutup hidung.

Ghava menyuruh Ethan berdiri di belakangnya, meminta Ethan menjepit hidungnya. Sambil menjepit hidung Ghava, Ethan juga menutup hidungnya sendiri.

Terlihat ribet, tapi lucu juga.

"Nih, buang," suruh Ghava memberikan bekas popok Anzel.

"Dikira babu gue," sungut Ethan meski begitu tetap menurut.

"KAK GHAVA, TOLONG SEKALIAN MANDIIN ACEL, YAA?!" teriak Leona dari dapur.

"Okee...!!!" balas Ghava.

Ethan kembali dari membuang popok, kemudian Ghava meminta Ethan menjaga Anzel karena dia ingin menyiapkan air hangat untuk Anzel mandi.

ALGHAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang