41 - Renzio vs Georda

55.9K 5.6K 1.1K
                                    

Ethan mengikuti taksi Leona dari belakang, di sepanjang jalan hanya keheningan yang mewarnai dua cowok itu. Hingga sampailah mereka di rumah Ghava. Setelah membayar taksi, gadis itu membantu Ghava turun dari motor.

"Leona, tunggu!" tahan Ethan sebelum gadis itu jalan.

Melepaskan rangkulan Ghava dari pundak Leona, Ethan memindahkan tangan Ghava ke pundaknya.

"Gue aja yang bantu Ghava."

Ghava berdecak seraya melirik sinis kepada Ethan. "Bisa sendiri!"

Cowok itu jalan gagah setelah tadi sok-sokan lemas. Gagal modus, ye, Bang?

Ethan dan Leona bertukar tatapan, lantas terkekeh kecil mengekori Ghava masuk ke dalam rumah. Kepulangan mereka tampaknya disambut bahagia oleh Anzel bersama Sus Eka.

"Waahhh ... Daddy udah pulang!" seru Sus Eka.

"Daddy?!" kaget Ethan langsung diam di tempat.

Leona gelagapan, begitu juga Ghava yang seketika balik badan berusaha menyembunyikan wajah panik.

"Jadi itu anak lo?"

"Anu, Kak-" Leona berusaha menutupi namun ucapannya dipotong Ghava.

"Iya." Tidak ingin pertanyaan merembet ke mana-mana, Ghava terpaksa berbohong.

"Gila lo! Lo bocah kemaren sore, anjing!"

"Udah gede gue."

"Nyokapnya mana?"

"Bukan urusan lo. Inget, ya, musuh tetaplah musuh, jadi gausah SKSD. Buat biaya rumah sakit, suatu hari nanti pasti gue ganti."

Ethan garuk-garuk kepala. Benar juga apa kata Ghava, untuk apa dirinya terlalu ingin tahu kehidupan orang lain?

"Terserah," jawab Ethan sekenanya.

Leona memberi isyarat kepada Sus Eka agar masuk kamar, lalu gadis itu berjalan ke dapur membuatkan minum.

Dua cowok di ruang tamu tadi tetap kekuh mempertahankan kesunyian sampai akhirnya Leona datang membawa nampan berisikan dua gelas kopi.

Alis Ethan menaut, dia tatap Leona intens. Sepertinya Ghava dan Leona memiliki hubungan lebih dari sekedar teman biasa. Terlihat dari Leona yang tampak sudah terbiasa berada di rumah Ghava bahkan tanpa segan membuatkan minuman di dapur tanpa diminta.

"Ini, Kak ...."

"Thanks," jawab Ethan.

Mata lebar Ghava mengikuti gerak-gerik Leona, baru saja ia meletakkan kopi di hadapannya tanpa ada basa-basi seperti kepada Ethan.

"Apa?" tanya Leona sadar diperhatikan.

"Pilih kasih lo!"

"Apanya?"

"Sama Ethan lo kasih embel-embel 'ini, Kak' giliran sama gue main taro aja." Bibir Ghava manyun.

"Manusia lebay!" sahut Ethan.

"Diem lo!"

"Ishhh ... berantem mulu kenapa, sih?" gerutu Leona mulai pusing.

"Ethan duluan."

"Gimanapun gue lebih tua dari lo. Panggil gue Abang!"

"Ogah! Kenapa juga baru protes sekarang? Orang dari dulu udah gue panggil nama."

"Iya juga."

Mulai menyeruput kopi, belum sampai habis Ethan sudah mendapat telepon dari Bagas. Entah apa yang didengar cowok itu dari seberang telepon sana, yang jelas raut wajah Ethan langsung berubah drastis.

ALGHAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang