74 - Keputusan Terhebat

55.8K 3.3K 930
                                    

"Pengorbanan paling hebat dalam mencintai adalah mengikhlaskan. Mari berpisah tanpa saling melupakan sejarah manis yang pernah kita ciptakan."

- ALGHAVA -

~💔~

Di sepanjang langkah, Ghava hanya bisa melamun ditemani kesedihan. Kecewa pasti ada, tapi semua sudah terjadi. Tindakan satu-satunya adalah ikhlas. Menerima jika Leona memang bukanlah jodohnya.

Brugh

"Maaf," ucap Ghava setelah menabrak bahu seseorang sehingga belanjaan orang itu berserakan.

Buru-buru Ghava membantu memunguti sayur-mayur di bawah kakinya, kemudian mengembalikan sayur itu kepada si pemilik.

"Kak Ghava?"

Mendengar namanya dipanggil, seketika Ghava menatap wajah orang yang telah dia tabrak tersebut.

"Ratu?"

Gadis itu terperangah. "Pak Tentara ngapain keluyuran di sini? Lama banget gak liat."

Ghava terkekeh kecil. "Apa kabar?"

"Tadinya gak baik-baik aja, tapi sekarang baik banget."

"Karena ketemu gue?"

"Hehe ... Apartemen gue deket sini, mampir, yuk? Mumpung di Apart ada adek gue, jadi kita gak berdua-duaan."

Ruangan itu tampak berantakan, Ratu cukup keteteran membersihkan sofa untuk Ghava duduk. Gadis itu cukup pemaksa, alhasil sekarang Ghava ada di Apartemennya.

Sembari menunggu Ratu membuat kopi di dapur, Ghava duduk di sofa bersama anak lelaki yang merupakan adik tiri Ratu. Mungkin sekarang Gibran sudah seumuran dengan adik Ratu.

Ah, Ghava jadi merindukan Adiknya. Sudah sangat lama Ghava tidak bertemu Gibran sejak kejadian bertahun-tahun lalu.

Ratu datang membawa nampan, secangkir kopi untuk Ghava dan segelas susu untuk Adiknya.

"Dijemput Papa kapan, Dek?" tanya Ratu sembari duduk di samping sang Adik.

"Nanti sore."

Ratu menoleh Ghava, dia menunjuk Adiknya. "Bapaknya dia, nih, udah nikah lagi. Emak gue jadi madu. Emak dia pinter, dimadu langsung minta cere, tapi nyokap gue gatau gobloknya udah berapa kuadrat."

Ghava kembali tertawa, Ratu tidak berubah dengan sifat ceplas-ceplosnya. Gadis itu kembali fokus pada sang Adik.

"Telpon Papa, jangan lebih dari jam empat. Soalnya jam lima gue udah ke Bandara lagi."

"Mau ke mana?" tanya Ghava sambil menyeruput kopi.

"Keliling dunia. Sekarang gue Pramugari."

Ghava mengangguk, tersenyum takjub mengetahui profesi Ratu.

"Udah tau belom Leona lagi hamil? Waktu itu gue dateng di acara pernikahan dia sama Kak Ethan. Tapi gue gak liat lo maupun temen-temen lo, cuma ada Kak Fikram dan temen-temen Kak Ethan."

"Udah tau, tadi gue baru ketemu sama dia."

Ratu mengangguk paham. "Gue gak nyangka kalian bakal berakhir kayak gini. Tapi gue kagum, hubungan kalian dewasa banget sampe setelah putus pun semua tetep berjalan baik-baik aja."

Ghava hanya senyum menanggapi ucapan Ratu yang meleset dari realita.

***

Siapa sangka pertemuan Ghava dan Ratu hari itu bukanlah pertemuan biasa. Karena setelahnya pertemanan Ghava dan Ratu kian akrab.

ALGHAVAWhere stories live. Discover now