6

17.9K 608 2
                                    

"Ah, enggak mas. Enggak perlu. Saya masih kuat kok buat jalan."
"Kalo lari enggak kuat ya?" selorohnya, Ana terkekeh gugup ketika dicandai olehnya. Ia mengangguk malu.

"Oh iya, mas. Emang mas enggak takut diomelin sama pak bos? Gimana kalo bos tahu dan mas ditangkap, lalu mas dibu---" belum selesai bicara Rayyan sudah berkata.

"Kamu tahu? Saya ini punya 9 nyawa, jadi kamu enggak usah kuatir saya kenapa-napa." ucapnya seraya tertawa membuat Ana tertawa geli.

"9 nyawa? Emang mas kucing?" tanya Ana heran.

"Tapi saya minta kerja sama dengan kamu, kamu silahkan pergi ke kota Beijing, temui orang bernama Linda. Dia orang keturunan indonesia juga, teman saya. Ini saya kasih kamu hape, saya punya satu lagi soalnya, silahkan kamu hubungi dia dan bermalamlah beberapa hari dirumahnya. Kamu janjian aja ketemuan sama dia ya, saya mau balik lagi, supaya bos enggak naruh curiga ke saya." ucap Rayyan.

Ana mengangguk paham meskipun ia sedikit merasa takut, berada di tengah-tengah negeri asing yang ia tidak ketahui siapapun didalamnya. 
         
"Makasih ya mas udah repot-repot ngebantu saya."

"Iya enggak apa-apa, tapi tugas saya untuk mengembalikan kamu ke Indonesia mungkin bisa ditunda dulu ya, karena saya enggak mau bos curiga. Nanti setelah seminggu kamu berada disini saya akan kembali hubungi kamu dan saya ajak kamu kembali ke Indonesia dengan kapal tadi." ucap Rayyan.

"Iya mas, makasih banyak." ucapnya.
Mereka pun saling berpamitan, Rayyan sesegera mungkin pergi dari sana.

Ia terlihat bergegas karena mungkin khawatir jika dirinya sampai ketahuan atau dicurigai oleh teman-temannya yang lain.

Salju semakin pekat, turun berhamburan dari langit, udara dingin menyeruak, membuat Ana berinisiatif untuk menghubungi orang bernama Linda yang ada di kontak ponsel Rayyan.

Tak lama Ana pun janjian ketemuan dengan Linda, Ana menunggu disebuah persimpangan jalan dekat sana.

Ia benar-benar merasa kedinginan, sudah sejaman ia berdiri menunggu hingga banyak orang tampak mengernyit heran melihatnya menunggu selama itu disana, membiarkan dirinya dihujani oleh salju.

Tahu saja Ana menderita hipotermia, dirinya mendadak merasa sangat sesak dadanya dikarenakan suhu tubuhnya yang turun drastis.

Ia menggigil, gemetaran. Ia tidak kuat lagi untuk berdiri, ia menjatuhkan tubuhnya ke bawah dan menjongkok. Memeluk dirinya.

Orang yang berlalu lalang tampak memperhatikannya, merasa sedikit khawatir dengan keadaannya. Tapi mendadak ponselnya bergetar, ternyata ada telepon dari Linda.

Ana merasa sangat bersyukur, apalagi saat diketahui Linda sudah ada didepannya.

"Maaf, kamu Ana?" tanyanya. Ana mengangguk mencoba untuk berdiri namun wanita itu tahu kalau Ana sangat kesusahan dan sedikit kaku untuk bangun, ia membantunya.

"Duh maaf ya, soalnya tadi ada kecelakaan di jalan. Jadi jalannya ditutup. Kamu sampai kedinginan kayak gini, tunggu sini dulu ya. Aku bawa motorku kesini." ucap Linda yang langsung bawa motornya ke dekatnya.

Ia berakhir membawanya pulang ke rumah karena situasi keadaan tubuhnya yang terlihat begitu kedinginan.

Ana kini sudah berada di dalam kamarnya dan diberikan sebuah minuman hangat untuknya oleh Linda. "Ini minum ya." ucapnya, Ana berterima kasih padanya.

Linda bercerita banyak tentang hidupnya disana, tentang siapa sebenarnya dirinya, apa profesinya, hubungannya dengan Rayyan dan siapa Rayyan sebenarnya.

Ternyata Rayyan adalah sepupunya yang juga seorang kurir narkoba dan telah 9 tahun menjadi kaki tangannya yang dipercaya, dimana dirinya pertama kali menjalin hubungan dengan Alcyone adalah dikarenakan Rayyan juga pernah berada di posisi seperti Ana.

Terlilit hutang dan tidak bisa membayarnya tapi dulu hukumannya masih belum terlalu parah seperti sekarang, yah katanya ini semua karena perubahan sikap yang terjadi pada Alcyone.

Dimana kedua orang tuanya bercerai da hanya meninggalkan ia pada ayahnya.

Rayyan harus terus terjebak dalam dunia gelap bersama sang bos dikarenakan sumpah matinya ketika di awal, kalau dirinya tidak akan pernah meninggalkan dunia itu dan akan tetap setia dibawah kaki Alcyone.

"Tapi katanya, belakangan Rayyan mau udahan aja jadi kurir narkoba, dia bilang mau tobat, mau hidup damai dan jauh dari dosa. Entahlah apa yang merasuki dia sampe ngomong kayak gitu, padahal sejak awal dia kelihatan pede banget punya uang dari hasil kayak gitu. Tapi emang dari kecil dia kelihatan anak yang baik sih, dia mungkin selama ini selalu ada kesadaran kalau yang dia lakuin selama ini salah jadinya dia pengen udahan aja mungkin." ucap Linda, Ana terdiam.

Ternyata tidak salah dirinya menganggap kalau Rayyan adalah orang baik sejak awal.

"Kamu sendiri kenapa bisa ada disini? Ada hubungannya sama Alcyone juga?" tanya Linda.

Ana mengangguk dan langsung menceritakan seluruh perjalanannya hingga dirinya bisa sampai kesana.

"Tapi emang setelah kamu ke indonesia bakal lepas gitu aja dari Alcyone? Gimana kalo sampe kamu dicari sama mereka?" tanya Linda.

"Enggak tahu aku bingung."

"Atau kalau enggak, kamu kan masalahnya di hutang ya, sedangkan kamu dihukum sama dia karena kamu enggak mampu bayar hutang, jadi kenapa enggak coba bayar aja hutangnya? Supaya enggak terus-terusan dikejar terus?" tanya Linda.

"Iya maunya sih gitu, tapi saya bingung karena saya sudah diliburkan lama dari tempat kerja saya. Tidak mungkin bagi saya untuk melunaskan hutang itu secepatnya." ucap Ana.

"Hmm, kalo enggak kamu kerja disini aja gimana? Mau gak? Saya kebetulan punya temen orang sini yang lagi membutuhkan karyawan, enggak perlu kualifikasi aneh-aneh deh intinya langsung masuk kerja aja gitu." ucap Linda. Dengan senang hati Ana menjawab.

"Mau banget mbak!" ucapnya.

Setelah dikatakan seperti itu, beberapa hari setelahnya Ana pun sudah masuk bekerja di tempat yang dijanjikan.

Profesinya disana adalah sebagai perawat lansia, bekerja dirumah teman Linda, dimana Linda memang diberi kewenangan untuk mencari perawat yang menjaga ibu temannya.

Ada beberapa hal yang dikerjakan olehnya mulai dari memandikan setiap pagi dan sore, menyiapkan dan memberi makan, pemasangan bantalan angin, menolong pasien buang air, memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda atau sebaliknya, merapikan rambut, mengingatkan jadwal minum obat dan lain sebagainya.

Meskipun agak gugup juga di hari-hari awalnya bekerja disana, apalagi ia wanita berhijab sendiri di kalangan mereka, sungguh asing. Bahkan beberapa kali ada anggota keluarga yang mengernyit asing menatapnya.

Meski begitu ia terus sibuk melakukan tugasnya dengan baik. Terlebih, untungnya ia memiliki kemampuan bahasa inggris yang cukup lumayan.

Dirinya bisa berkomunikasi dengan beberapa dari anggota keluarga si pemilik rumah. 

Ia kerja dari hari ke hari hingga sampai di pertengahan minggu telah tiba, dimana ia sudah mulai terbiasa dengan lingkungan kerjanya.

Ia juga cukup mengenal sebagai pemilik rumah yang memiliki usaha toko kelontong yang cukup besar disana, beberapa anaknya sudah berkuliah dan ada yang bekerja.

Mereka usianya bahkan tak jauh berbeda dengannya. Meski mereka saling memiliki nasib yang jauh berbeda dengannya.

Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang