28

6K 210 2
                                    

Di rumah sakit, Alcyone terlihat sangat cemas. Atas kawalan dan penjagaan yang ketat, dirawatnya Ana dan kehadiran Alcyone disana cukup tak diketahui oleh siapapun termasuk para polisi.

Perawatan intensif terbaik diberikan oleh para dokter sana. Semaksimal mungkin, sesuai yang dititah oleh Alcyone, atau nyawa mereka yang menjadi taruhannya. Alcyone menghampiri sang dokter yang baru saja keluar dari ruang rawatnya.

"Syukur alhamdulillah operasinya berjalan lancar. Ada beberapa luka dikepalanya hang menyebabkan sedikit robek kulit kepalanya dan membutuhkan jahitan. Untuk menunggu dia pulih, saya harap anda mau menunggu sampai beberapa minggu ke depan. Itu juga ada kemungkinan dia sadarnya lebih cepat atau lambat dari itu. Semua tergantung ibu Ana sendiri. Itu saja yang ingin saya sampaikan. Saya permisi." ujar sang dokter lantas mempermisikan dirinya pergi.

Alcyone tampak penasaran dengan keadaan Ana. Ia pun membuka pintu ruang rawatnya dan langsung hampiri dirinya.

"Ana... kamu harus kuat... cepatlah tersadar, aku ada disampingmu sekarang, tidakkah kau menyadarinya? Jangan terlalu lama membuatku menunggu. Aku tidak terbiasa dengan keadaan seperti ini. Begitu banyak hal yang ingin ku perlihatkan saat kau terbangun nanti." ujar Alcyone menggenggam tangan Ana erat lalu mengecupnya.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu, tidak lain itu adalah anak buahnya yang lantas menghampiri.

"Saya berhasil mengejar orang yang tadi mencelakakan kalian." ujar pria itu.
Alcyone tersentak. "Apa maksudmu? Ada seseorang yang mencoba untuk mencelakakan kami?" tanya Alcyone.

"Benar, dan orang itu adalah ibu kandung anda sendiri."

Alcyone dibuat kaget bukan main. "Wanita itu katamu?" tanya Alcyone.

"Orang misterius itu mengatakannya sendiri, kalau dia adalah suruhan ibu anda."

"Hebat sekali permainan liciknya. Lebih jelasnya apa kau tahu apa alasan tepatnya dia berbuat demikian?" tanya Alcyone.

"Katanya, beliau mencoba untuk menyingkirkan istri anda."

"Menyingkirkan? Setan apa yang merasukinya hingga berniat melakukan tindakan konyol seperti itu?" tanya Alcyone mengepal tangannya. Tiba tiba Loki datang menghampiri Alcyone.

"Saya yakin ini terkait perjodohan diantara kalian tuan."

"Segera sampaikan pesan ancaman untuknya seperti ini, aku tidak akan segan-segan untuk melakukan hal yang seperti dirinya lakukan kepada wanita yang akan dijodohkan denganku. Hal akan kembali berbalik menimpa wanita itu tidak dalam waktu lama." ujar Alcyone.

"Baik tuan." ujar pria itu langsung pergi dengan segera.

"Tidak habis dipikir, dia telah melakukan hal yang terkesan gegabah. Lihat saja, akan aku balikkan itu semua." ujar Alcyone.

Michele sedang berkumpul dengan teman arisannya.

"Dengar-dengar anda memiliki anak laki-laki yang sudah cukup umur?" tanya Lina.

"Ah, hehe itu benar. Dia juga seorang pebisnis di kota ini, sayangnya kita terpisah rumah sekarang." ujar Michele.

"Apa dia juga mewarisi kekuatan dari nama ayahnya?"

"Ya, dia cukup mewarisinya. Selama dia masih memang berada di bawah pengawasannya sejak awal." ujar Michele.

"Rumornya mantan suamimu itu seorang ketua dari organisasi tengkorak hitam, apa itu benar?" tanya Risha.

"Itu benar..." Dan lantas membuat mereka semua tersentak. Beberapa bahkan ada yang saling berbisik.

"Ternyata rumor itu benar astaga... "

"Apakah kalian merasa terganggu dengan background mantan suamiku? Atau setelah ini kalian akan langsung.... memanggil polisi untuk menjebloskanku?" tanya Michele.

Mereka tentu saling terkekeh satu sama lain. "Masa kami seperti itu...hehehe itu tindakan yang tidak masuk akal hehehe." ucap salah satunya.

"Mana mungkin kami menjebloskan dirimu ke penjara, selagi kita menjalin pertemanan." ujar salah satu dari mereka.

"Kita kan menjalin hubungan bisnis hehe. Tidak mungkin seorang teman menusuk dari belakang." ujar Lina menunggu banyak persetujuan dari teman-temannya meski terasa canggung.

Michele tersenyum.

Tiba-tiba seorang wanita muncul menghampirinya. Tidak lain itu adalah Karen. Mereka saling cium pipi kanan dan kiri tanda kalau mereka cukup menjalin sebuah persahabatan.

"Apa kabar kalian semua? Apakah kalian menunggu lama?" tanya Karen.

"Tidak, kami menunggumu sambil saling berbincang." ujar Lina.

Beberapa saling menawarkannya duduk. Tapi Karen malah justru memilih duduk disamping Michele. Mengingat kalau adalah teman lama.

"Hal apa yang kalian perbincangkan memangnya?" tanya Karen.

"Hehe tidak... hanya sedikit penjelasan tentang hal yang kami belum tahu dari nona Michele." ujar Karen.

"Tentang apa?" tanya Karen penasaran.

"Tentang anaknya, kami menanyakan apakah nona memiliki anak laki laki yang sudah cukup umur... itu saja sih hehe." ujar Lina.

"Ah anaknya yang itu rupanya. Kami bahkan sudah berniat akan saling menjodohkan mereka dengan anak kami."

"Tunggu, maksudmu... anakmu yang perempuan itu akan dijodohkan dengan anak nona Michele?" tanya Lina.

"Tentu... aku sangat menantikan hal itu." ujar Karen.

"Tidak disangka kalian akhirnya menentukan keputusan semacam ini, tidak heran juga sih. Hubungan kalian kan bahkan terhitung lebih dari yang kita bayangkan." ujar Lina.

"Yah begitulah, aku agak heran juga kenapa tidak sejak awal kita merencanakan hal semacam ini." ujar Karen.

Michele tersenyum. Namun tiba-tiba saja seorang pria menghampirinya. Tidak lain itu adalah anak buah Alcyone. Pria itu berbisik. "Saya ajudan bos Alcyone, saya dititah untuk menyampaikan amanatnya." ujar pria itu. Michele segera berkata pada teman temannya.

"Saya permisi sebentar." ujar Michele yang langsung pergi menjauhkan diri dari mereka, diikuti oleh ajudan Alcyone saat itu.

Ia menceritakan semuanya pada Michele terkait apa yang mesti dirinya sampaikan saat itu. Michele terlihat cukup kaget dengan pernyataan itu.

"Dia mengatakan begitu?" tanya Michele.

"Ya, jadi apa jawaban anda?" tanya pria itu.

Michele mendecih. "Dia seperti itu bukankah sedikit berlebihan? Dipikir aku takut dengan yang dirinya ancam? Sampaikan ini, kalau aku tidak akan menarik kembali apa yang kukatakan, selama dia masih berhubungan terus dengan wanita itu, aku tidak segan-segan akan menyingkirkannya sesuka hatiku." ujar Michele.

"Baik. Saya akan menyampaikan apa yang anda katakan."

"Ada satu hal lagi, saya ingin kamu mengatakan ini juga padanya. Saya beri bosmu waktu satu minggu untuk benar-benar menyudahi hubungan diantara mereka berdua. Atau hal buruk akan terjadi berturut-turut pada wanita itu." ujar Michele.

"Baik." ujar pria itu yang kemudian pergi meninggalkannya. Pria tadi kemudian menelepon Alcyone setelahnya.

"Saya sudah menyampaikan amanat anda." ujar pria itu.

"Sudah mendapat persetujuan darinya juga?"

"Tidak, lebih tepatnya beliau tidak takut dengan ancaman anda, lebih akan membuat keberadaan istri anda terancam."

"Cih, dia tidak pernah belajar. Aku tidak akan menarik kembali perkataanku. Bahkan aku akan memastikan dirinya menyesali setiap perkataannya itu. Cari tahu dan ikuti perbincangan diantara mereka. Ketika kamu mendapatkan jawaban siapa wanita yang menjadi anaknya itu. Kamu lakukan tugasmu dengan baik." ujar Alcyone.
"Baik."

Dirumah sakit.

Alcyone segera menutup teleponnya. "Aku tidak akan pernah menyerah dalam usahaku mendapatkan apa yang kuinginkan. Lihat saja, aku tidak sabaran untuk menunggu hasil dari itu semua." ujar Alcyone.

Tiba tiba Ana menggerakkan jemarinya. Tentu Alcyone dibuat kaget saat itu.

Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]Where stories live. Discover now