16

11.3K 427 3
                                    

Ana merasa tidak enak juga, ia tersenyum tipis agar dirasa cukup untuk menghormati kehadirannya saat itu.

Padahal dalam hati ia banyak beristighfar.

Tak terasa sudah 2 bulan berlalu, Ana memberanikan diri untuk menelepon Riska. Ternyata wanita itu belakangan sudah tidak bekerja di klub malam.

Dirinya bekerja sebagai manajer restoran bahkan! Sangat tidak disangka kalau dia baru saja menikahi seorang pemilik restoran di kota Beijing sana.

Ana benar-benar tidak tahu Riska memiliki nasib seberuntung itu, dia yang dulunya seorang pekerja komersial, kini berubah drastis jadi istri orang kaya.

Seakan membuktikan kalau dirinya mampu membalikkan keadaan seratus delapan puluh derajat dari yang tadinya seorang pekerja komersial jadi orang yang sukses.

Padahal sudah tiga bulan Ana berada di Beijing, tapi tidak sama sekali menyadari kalau Riska juga berada disana.

Dirinya tidak memberi kabar atau sekedar menanyakan kabar darinya, katanya ia ganti nomor hp dan sekarang baru bisa menghubunginya, untungnya saja nomor Ana masih disimpannya kalau tidak mungkin dirinya sudah lupa.

Ana hari ini menyempatkan dirinya untuk bermain ke restoran itu dan dirinya bisa melihat restoran cukup besar itu di pinggiran jalan raya.

Ana memutuskan untuk membuka pintunya, meletakkan payungnya didepan pintu restoran.

Ia masih mengenakan payung dikarenakan hari masih turun salju lebat kala itu. Ternyata bulan ini sudah memasuki puncaknya musim salju didaerah itu.

Itulah yang menjadi alasan kenapa Ana bermantel tebal dan bertopi serta bersyal saat ini.

Dirinya langsung masuk ke dalam restoran dan telepon nomor Riska dengan mata mencari, lalu ditemukanlah dirinya yang sedang melambai tangan ke arahnya.

Ana dan Riska saling berpelukan, bisa dilihat betapa senangnya mereka saat itu, seakan sedang menemui sahabat lama yang sudah lama tidak ditemui.
Selihat Ana.

Riska bertambah sedikit gemuk sekarang dan lebih terlihat rapih serta modis, padahal baru beberapa bulan dirinya dan Riska tidak saling bertemu, tapi ada perubahan yang sangat terlihat darinya.

"Wah lama tidak bertemu ya." ucap Riska.

"Iya gimana kabarnya mbak? Aku enggak nyadar loh ternyata mbak ada di kota ini juga. Seneng banget bisa ketemu mbak lagi. Satu kota tapi kok kita enggak pernah ketemu ya hehe heran banget." ucap Ana.

"Iya, sori ya gue telat banget ngasih kabar ke lo. Gue akhir-akhir ini sibuk banget, apalagi habis nikah gue langsung disuruh ngelola perusahaan ini." ucap Riska.

"Beruntung banget sih mbak, rejekinya bagus nih hehe. Mbak gimana ceritanya bisa dapet suami seperti itu?"

"Kamu ingat enggak beberapa bulan lalu kita dijual ke sebuah klub malam?" tanya Riska.

Ana mengangguk. "Disana pas lo pergi gue ketemu sama tuh cowok, dia pelanggan gue. Terus kita saling kenal, lama-lama saling tukeran chat dan jadian terus habis itu menikah deh hehe." ucap Riska.

"Oh gitu, pantesan hehe. Beruntung banget ya, langsung merubah keadaan seketika. Terus semenjak saat itu kamu gimana." ucap Ana.

"Iya, Ana sendiri gimana? Ayolah ikutan nyusul. Punya cowok yang disuka kan? Ayo ngaku aja." goda Riska.

"E-eh hehe. Bentar lagi aku dan mas Rayyan mau menikah."

"Serius?! Mas Rayyan yang waktu itu nolong kamu kan?" tanya Riska, Ana mengangguk senang.

"Kok bisa sih? Emang setelah itu kalian saling mengenal?" tanya Riska.

"Iya, dia ngasih pinjem aku hape terus dari sana kita saling berhubungan. Kebetulan juga aku disuruh tinggal di rumah temannya namanya mbak Linda, disitu mbak Linda ngasih kerjaan ke aku untuk jadi suster lansia, terus dari situ aku jadi sering berinteraksi sama mas Rayyan."

"Wah hebat ya mas Rayyan sampe senekat itu, ngelakuin berbagai macam hal dari membantu kamu sampai melamar kamu. Rencana nikah kapan?" tanya Riska.

"Hmm, beberapa minggu lagi sih. Dateng ya mbak, lokasinya di indonesia hehe." ucap Ana.

"Ciyee yang bentar lagi nikah hehe. Ganteng loh Rayyan. Tapi apa dia bakal selamanya jadi kurir itu An? Gue takut." ucap Riska.

"Enggak mbak, katanya sih dia mau berhenti jadi anak buah Alcyone. Aku juga udah seneng sih dia mau berubah ke jalan yang lebih baik. Katanya juga ada polisi yang mau nawarin dia kerja." ucap Ana.

"Ke jalan yang lebih baik? Polisi? Maksudnya dia mau jadi polisi? Kok bisa jadi polisi? Aneh banget, kan awalnya dia kurir narkoba? Emang bisa gitu?" tanya Riska.

"Iya bisa. Katanya sih dia emang udah temenan lama. Tapi enggak tahu, mungkin emang jodohnya disitu, udah cukup lama sih nawarinnya." ucap Ana.

"Tapi beneran udah mau lepas dari hal semacam itu?" tanya Riska.

"Iya, insyaAllah. Aku juga enggak tahu sih, tapi mudah-mudahan aja. Aku yakin mas Rayyan juga orang yang baik, dia pasti tahu kok mana jalan yang baik dan mana jalan yang buruk. Dia juga orang yang selalu menepati janjinya." ucap Ana.

"Eh, tapi emang boleh bisa tiba-tiba kabur dari Alcyone? Malah mau jadi polisi lagi?" tanya Riska.

"Gak tahu sih, tapi kayaknya Alcyone sekarang sikapnya lebih baik ke aku, lebih enggak kayak dulu lagi." ucap Ana.

"Serius? Emang bisa ya seorang Alcyone berubah? Emang ada kejadian apa yang terjadi diantara kalian berdua?" tanya Riska.

"Enggak banyak sih, cuma kejadian enggak disangka aja dan aku menolong dia. Ya gitu deh pokoknya." ucap Ana.

"Nolong dia? Emang dia kenapa?"

"Ditembak."

"Kok bisa ditembak?"

"Iya sama interpol." ucap Ana.

"Hah?! Jadi... Alcyone lo tolongin pas ditembak?" tanya Riska tidak percaya.

"Iya bener. E-emang kenapa?" tanya Ana terlihat khawatir.

"Lo tahu gak sih, Putri meninggal!" ucapnya membuat Ana tersontak kaget.

"P-putri? Mbak serius? Putri anak SMP yang satu sel sama kita?" tanya Ana masih tidak menyangka.

"Iya! Lo tahu kan karena dia enggak pernah ngasih kabar, ya karena itu! Gue denger sendiri dari orang yang megang hapenya langsung, kalo Putri meninggal karena dijual organnya sama Alcyone!" ucap Riska yang langsung membuat Ana terbelalak kaget, dirinya benar-benar merasa teriris dan pilu, tidak disangka kalau anak polos, cantik dan lugu itu harus berakhir mengenaskan ditangan Alcyone, pria yang waktu itu ditolongnya.

Pria yang dikiranya sudah terlihat agak lebih baik setelah ditolongnya, sikapnya yang menurutnya mungkin telah berubah belakangan.

Tapi nyatanya tidak.... Dia bahkan lebih bengis dari penjahat manapun!
Hingga membuat Ana tanpa sadar berjatuhan air mata, menangis sedih diatas bahu Riska sambil menahan rasa pedih didalam dadanya.

Anak yang polos dan sangat ingin pergi keluar negeri itu kini sudah tiada. "Kenapa... Dia anak yang baik. Kenapa bisa-bisanya.... Alcyone tega melakukan hal itu. Padahal dia enggak ngelakuin kesalahan apapun hiks." tangisnya mengisak.

"Udah cup...cup...cup... Enggak usah dibawa sedih. Dia udah tenang kok disana. Dia anak yang baik, dia pasti dapet tempat terbaik disana. Insyaallah." ucapnya seraya mengusap punggung Ana, gadis itu terlihat begitu sedih.

"Apa sebenarnya motif Alcyone melakukan ini semua? Bukankah dia orang yang cukup baik dan menghargai orang lain? Aku enggak tahu dia sampai tega melakukan hal ini sama anak sebaik dan sepolos dia. Kenapa.... hiks. Aku benci."

Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]Where stories live. Discover now