30

6.6K 185 2
                                    

Michele ditelepon oleh seseorang, tidak lain itu adalah Karen. "Iya ada apa?" tanya Michele. Ia terdengar seperti orang flu saat itu, dikiranya kenapa.

"Kamu sedang flu? Kok tidak ada suara?" tanya Michele.

"Anakku... Dia ditabrak seseorang hingga koma. Aku takut. Hiks." tangis Karen.

"Astaga..."

Ini pasti ulah Alcyone. Tidak disangka, dia benar-benar menepati janjinya.

"Kamu yang sabar ya. Semoga saja dia cepat tersadar." ujar Michele.

"Padahal dia sempat chat aku sebelumnya, dia bilang ada seseorang misterius yang mengikutinya, ia tampak ketakutan tadi, lalu aku suruh dia untuk pulang, tapi dia malah... hiks... aku takut... aku takut dia kenapa-napa. Bagaimana dengan perjodohan kita nanti hiks." tangis Karen.

"Sudah kau jangan bersedih. Aku yakin dia kuat, serahkanlah semuanya pada tuhan, semoga saja diberi kesembuhan dariNya." ujar Michele.

"Iya terima kasih." ucapnya.

Tiba tiba ada telepon masuk kembali, tidak lain itu adalah Alcyone. Tentu langsung membuat Michele kaget bukan kepalang. Orang yang ada dipikirannya saat ini justru meneleponnya.

"Ah aku tutup sebentar, soalnya ada anakku yang menelepon." ujar Karen menyudahinya dan mengangkat telepon anaknya.

"Sudah menerima kabar darinya? Atau perlu aku sampaikan kabar itu dari mulutku sendiri?" tanya Alcyone.

"Menjijikan. Apa kau gila hah?" tanya Michele.

"Lebih gila mana dengan wanita yang sudah diperingatkan tapi masih saja mengeyel."

"Aku tidak membenarkan apa yang kau lakukan itu! Segeralah lakukan perceraian, aku sudah bilang sejak awal kalau aku tidak mau merestui kalian berdua!"

"Tidak, aku akan tetap pada pendirianku."

"Kau yang lebih mengeyel, sudah kubilang jangan menikah dengannya, tapi tetap saja melanggar."

"Aturan itu tidak berlaku untukku. Mungkin itu akan berlaku bagi anak-anakmu lainnya."

"Sudahlah aku lelah berdebat denganmu. Aku hanya memberikan yang terbaik untukmu, apa aku salah? Kalau kau memang masih tidak menganggapku sebagai ibu. Itu terserah, tapi tolong hargai keinginanku, karena aku tidak mau kau menyesal dikemudian hari."

"Aku tidak akan menyesal atas keputusanku menikahinya. Itu saja yang aku ingin beritahu." ujar Alcyone langsung menutup teleponnya.

"Sial, dia sama saja seperti ayahnya. Sama-sama keras kepala." ujar Michele kesal.

Disaat yang sama Ana memanggil Alcyone yang saat itu tengah berada didepan pintu.

"Mas Ray..." ujarnya.

"Ada apa?" Alcyone segera mendekati Ana.

"Kamu enggak mau pulang dulu mas?" tanya Ana.

"Tidak. Saya akan terus menunggu kamu hingga pulih." ujar Alcyone.

"Yaudah..."

"Tadi kamu nelepon siapa?" tanya Ana.

"Itu ajudan saya, saya meminta bantuannya untuk mengijinkan saya disini untuk sementara waktu."

"Kamu ijin kerja hari ini?"

"Ya."

"Tapi besok kamu masuk?"

"Ya."

"Aku jadi ngerepotin."

"Tidak sama sekali."

Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu