Extra part 4

5.2K 155 2
                                    

"Iya maafkan aku, aku juga tidak bermaksud untuk mengenalkan dia sama kamu. Kamunya tiba-tiba datang tanpa sepengetahuanku." ujar Ana.

"Dia pasti sudah mengenalku, dia pasti merencanakan sesuatu setelah ini. Dia bahkan berkemungkinan akan mengepung kita. Pastikan kamu tidak bertemu lagi dengannya. Kita akan segera pindah dari sini."

"Eh? Pindah kemana?" tanya Ana merasa sedikit bersalah.

"Entah dimana asal lepas dulu dari pengintaian mereka. Supaya kamu lebih aman lagi. Kalau begini sih kamu sama saja seperti berada di indonesia dulu. Kamu tidak akan pernah merasa nyaman." ujar Alcyone.

"Maafkan aku mas, padahal kamu kesini untuk memulai semua dari awal."

"Ini coincidence bukan atas permintaanmu. Enggak perlu terlalu khawatir." ujar Alcyone mengusap pipi Ana.

Ana mendadak melihat ada lebam di tangan Alcyone yang membiru. "Kamu abis berkelahi sama orang mas?" tanya Ana cemas.

"Ya, ada sekitar lima orang tiba-tiba datang dan memukulku, tentu saja aku memukulnya balik."

"Terus siapa yang menang?" tanya Ana.

"Tentu saja suamimu ini." ujar Alcyone.

"Untungnya kamu jagoan ya." ujar Ana terkekeh. Ia langsung mengambil minyak untuk dibaluri ke tangannya.

"Ya, salah mereka sendiri mencari gara-gara denganku." ujar Alcyone.

Beberapa saat kemudian Renald menembakkan pistolnya ke udara sebanyak tiga kali lalu tembak ke arah gelas didepan mesin bar.

"Sial!" makinya.

"Semestinya itu kesempatan bagus ketika dirinya tak berpenjagaan, tapi malah kalian semua menyia-nyiakan waktunya, benar-benar membuatku muak!" tandas Renald.

Alesha mencoba menenangkan sang kekasihnya itu, bergelayut di sebelah bahunya.

"Sudahlah sayang tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Hanya tinggal menghabisinya saja dengan tangan kita, selesai kan?" tanya Alesha.

Ronald berkata.

"Itu benar, selama kita memiliki kekuatan untuk menundukkannya, kita juga akan mampu mengalahkannya." ujar Ronald.

Beberapa anak buahnya terlihat sangat bersalah dan terus menunduk karena tidak bisa mematuhi perintahnya.

Renald mengarahkan pistol ke pelipis anak buahnya.

"Aku ingin kalian membawa Alcyone hidup-hidup kesini, aku tidak mau tahu, buat dia lengah dan masuki celah yang kosong. Aku menunggu, kalau besok kalian tidak mendapatkan dia, itu akan menjadi hari terakhirmu berada di dunia ini."

"Baik tuan." ujar mereka serentak.
Rumor tentang keberadaan Alcyone yang berada di kota itu sudah tersebar ke berbagai kalangan entah polisi maupun para mafia.

Banyak dari mereka yang menjadikan kehadiran Alcyone sebagai topik pembicaraan. Saling penasaran juga dengan dimana tempat dirinya tinggal.

Di kepolisian wilayah Istanbul. "Rumor yang beredar katanya mereka sedang mengincar Alcyone. Apakah kita mesti ikut campur atas masalah ini? Atau membiarkan saja mereka menjadi tontonan di siang hari?" tanya Brian pada mereka semua di rapat pagi itu.

"Akan lebih baik kita menjadi penonton yang baik dulu, jika kedua dari mereka sudah lengah baru tangkap mereka." ujar Faruq selaku pimpinan kepolisian disana.

Sejujurnya alasan kenapa dirinya pergi menemui Ana adalah alasan klasik, ia sebetulnya sudah tahu kalau Ana adalah istri Alcyone, hanya saja ia menyembunyikan fakta itu agar tidak diketahui oleh Ana.

Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]Where stories live. Discover now