27

6.8K 238 2
                                    

Alcyone segera menggandeng Ana dan membawanya pergi dari sana. Ana merasa cukup malu saat itu, ia merasa kalau ia cukup dilihat banyak orang dan jadinya tidak pede. Alcyone cukup memikat perhatian para wanita disana.

Ana malah jadi keringetan tangannya, saking geroginya. Alcyone segera melepas tangannya dan berkata.

"Tanganmu berkeringat. Apa kamu terbiasa seperti ini? Bukankah itu merupakan tanda suatu penyakit?"

"A-ah enggak kok... Aku hanya sedikit gugup." ujar Ana. Rasanya bersama dia yang sebelum menikah atau dengan Rayyan asli tidak pernah seperti ini, jadinya Ana merasa sedikit canggung dengan banyaknya skinship yang dia lakukan.

Alcyone tersenyum. "Bukankah harusnya kamu merasa seperti ditemani hmm? Cukup untuk membuatmu merasa terjaga." tanya Alcyone menyentuh lembut pipi ranum Ana.

Ana semakin merasa malu, jantungnya berdebar kencang, kenapa sikap Rayyan belakangan ini aneh sekali, rasanya benar-benar berubah deh dia.

Ana melepas tangan Alcyone tapi sayangnya Alcyone justru lantas menggamit tangan Ana kembali dan bawa ia ke dermaga cinta. Ditengah jembatan yang dikelilingi tepi laut lepas itu mereka berdiri.

Angin seakan hampir membawa terbang mereka. Menampar-nampar rambut mereka dan menggoyangkannya kesana kemari.

"Kamu suka pemandangan seperti ini?" tanya Alcyone. Ana mengangguk.

"Suka."

"Oh iya, diantara kedua ini kamu lebih memilih mana. Langit atau laut?" tanya Alcyone.

"Eh? Aku suka keduanya."

"Sebenarnya hanya ada dua pilihan."

"Pilihan ketiga ditambahkan aja, suka keduanya." ujar Ana.

Alcyone tersenyum. "Sedikit memaksa.."

"Haha enggak apa-apa dong memaksa suami tercintah." ucap Ana menggoda. Alcyone tertawa dan langsung mencubit pipinya hingga melar, membuat Ana merintih kesakitan saat itu.

"Ah kamuuu..."

"Punya istri menggemaskan sekali rasanya, bilang apa kamu hmm tadi...."

Mereka saling ribut, "Aaaa mas Rayyy..." rengek Ana, hingga rengekannya itu memicu Reno dan Hilma mendekat.

"Kenapa nih? Ana kenapa?" tanya Reno.

"Ahhh hehe enggak kenapa-napa." ujar Ana.

"Adikmu sangat menggemaskan hingga membuat saya tidak tahan untuk tidak mencubitnya." ujar Alcyone.

Hilma sedikit tertawa. "Kirain ada apa. Ternyata lagi pacaran." ujar Hilma.

"Kenapa kalian tidak ikut mencobanya juga?" tanya Alcyone.
Hilma saling menunjuk ke masing-masing mereka tapi sayangnya mereka malah pada akhirnya saling muntah.

"Gue rasa gue perlu antimo. Hoekk..." ujar Hilma sambil muntah, sama halnya dengan Reno yang terlihat sangat ogah dijodohkan dengan Hilma seperti itu. "Idih mending sama kambing." ujar Reno.

"Hilih siapa juga yang mau sama badak." ujar Hilma kesal. Reno dan Hilma saling mendesis satu sama lain persis ular yang saling bertikai.
Ana mencoba mendamaikan mereka dengan mengambil tangan masing-masing dari mereka lalu membawa mereka pergi dari sana.

Alcyone tersenyum. "Apa gerangan yang akan istriku lakukan?" tanya Alcyone mengikuti mereka.
Ana membawa mereka menuju sebuah permainan, yakni ice age.

Disana mereka saling menunggu untuk antrian karena cukup panjang antriannya. "An, mau ngapain sih lo? Gue kan males ikut-ikut ginian." ujar Hilma.

"Cuma naik perahu mbak Hil udahlah..." ujar Ana.

Semakin lama antrian semakin maju, hingga akhirnya mereka langsung masuk ke dalam berbagai ruangan, lalu menepikan mereka ke sebuah perahu cukup besar yang menampung sekitar 6-7 orang. Ana duduk berduaan dengan Alcyone di kursi kedua sedangkan Hilma dan Reno berada di kursi paling depan sebelum mereka.

Ketika perahu akan berlayar, Alcyone tak sengaja melihat seorang pria misterius di depan sana, tepat dibelakang orang-orang yang tengah berbaris.

Dia bahkan seperti tersenyum menyeringai melihat mereka. Alcyone heran, siapa sebenarnya orang itu dan mulai cemas dengan apa yang akan terjadi didepan sana.

Perahu mulai berjalan diikuti oleh mesinnya yang berbunyi, perahu berlayar diatas lautan. Terus berlayar melewati berbagai macam gambar es dan patung.

Ada dari mereka yang disemprot air dengan cara tiba-tiba dan ada juga yang kaget dengan kehadiran patung yang menyeramkan.

Alhasil Hilma yang dibuat paling heboh disana, ia histeris, bahkan Reni juga, mereka kebasahan pada saat yang bersamaan. "Ahhh basaahh, kok ada giniannya sih?..."

"Itung-itung mandi hahaha.." tawa Reno.

"Katanya, tiap orang yang kebasahan biasanya yang belum mandi." ujar Ana tertawa.

"Apaan gue udah mandi!" tandas Hilma masih merengek.

Perahu masih berlayar namun tiba-tiba saja perahu berhenti mendadak. Mesin perahu mati.

"Loh kok berhenti?" tanya salah satu orang dibelakang mereka.

"Kok gini sih?" tanya yang lainnya.

"Eh ini beneran mati mesinnya?"

"Enggak biasanya kayak gini."

Ana mulai cemas, ia memegang tangan Alcyone. "Mas Ray... Aku takut. Aku gak bisa berenang." ujar Ana.

Alcyone memegang erat tangannya.

"Jangan khawatir... Kamu akan baik-baik saja selama ada saya disini." ujar Alcyone menggenggam tangan Ana erat.

Bahkan ada orang yang ketakutan parah hingga memekik. "Gimana ini enggak ada petugas yang datang." ujar wanita itu.

"Gue bener-bener takut, gimana kalo ada ikan mas koi raksasa setelah ini dan nyangka kita ikan cere terus dia makan? Huwaaa!!" tanya Hilma merengek.

"Hilih ngaco bener sih mikirnya." ujar Reno heran.

Alcyone bisa merasakan betapa takutnya mereka saat itu. Apalagi Ana yang terus menggenggam tangannya sangat cemas.

"Sial sekali para bodyguardku malah berada di perahu berikutnya. Apa yang harus kulakukan sekarang tanpa mereka?" tanya Alcyone dalam hati.
Ditengah kemelut hati mereka semua, sebuah suara seperti benda patah langsung mengagetkan mereka semua dan menambah takut mereka. "Mas.. " ucap Ana takut.

Tiba-tiba mesinnya kembali hidup kembali dan berjalan lagi. Ada dari mereka yang terlihat senang, lega tapi ada juga yang masih takut.

Hingga tiba saatnya perahu itu menuruni sebuah turunan yang sangat panjang, mereka berteriak histeris, sesuatu kembali patah dan saat diturunan terjal itu perahu terpelanting hingga terbalik.

Semua menjatuh ke bawah hingga membuat mereka semua jatuh ke air yang dalam itu, banyak yang mengepak air karena tidak bisa berenang, Ana bahkan sampai kemasukan air dan tenggelam.

Alcyone terpisah dari Ana, ia langsung dengan cepat cari kemanapun. Menyelam dan berenang mencari.

Hingga ia menemukan Ana disana, mengepak. Alycone langsung rangkul Ana dan bawa ke atas permukaan, ia langsung naikkan Ana ke atas keramik.

Sama halnya yang orang-orang lain lakukan. Entah Reno yang menolong Hilma juga.

Ana banyak kemasukan air, Alcyone langsung lakukan pemompaan dadanya supaya keluar airnya, terus menerus dipompa, bahkan Alcyone tak memiliki pilihan selain melakukan nafas buatan hingga Ana langsung membatuk berkali-kali mengeluarkan air.

Ana setengah sadar melihat Alcyone diatasnya.

"Ana, kamu enggak apa-apa?" tanya Alcyone yang langsung memeluknya erat saat itu.

Namun Ana merintih kesakitan saat itu, Alcyone merasakan ada darah dibawah kepala Ana, tentu saja Alcyone kaget saat itu tak percaya.

Ana kembali pingsan, Alcyone berteriak. "Ana!" pekiknya.

Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang