11

13.5K 545 4
                                    

Akhirnya pertanyaan yang semula menjadi misteri didalam kepalanya kini terjawab sudah. Sekalipun dirinya bersikap seperti itu tadi, ia sangat berharap pertemuannya kembali dengannya.

Sialnya ia tidak memiliki info apapun mengenai dimana tempat tinggalnya saat ini atau sekedar nomor teleponnya saja.

Jika saja ia berkesempatan lagi dalam waktu dekat ini untuk bertemu dengannya.... Itu mungkin bisa terhitung.... Takdir.

Sejujurnya ia masih tidak menyangka kalau ternyata wanita misterius bertopeng itu adalah Ana yang berhasil kabur dari klub malam, tempat yang seharusnya ada dirinya disana.

Kemungkinan besar sepertinya ia sangat menolak diri untuk menjadi wanita malam, sangat tidak disangka ternyata dirinya mampu untuk menembus penjagaan anak buahnya yang cukup banyak disana.

Bahkan bisa dipastikan, ia memang sedang beruntung saja. 

Beberapa hari kemudian, di sore hari, Ana yang baru beberes akan pulang mendadak ditelepon oleh Xiao Lan dan disuruh untuk menjemput Mayleen yang katanya sedang diajak oleh pacarnya ke sebuah diskotik.

Xiao lan tidak bisa pergi menyusulnya karena akan pulang cukup malam hari ini, ia sangat khawatir kalau Mayleen kenapa-napa disana, diajak mabuk hingga sampai diapa-apakan oleh pacarnya itu.

Ana yang khawatir pun menunda niatnya untuk pulang dan segera pergi menjemputnya dengan menaiki taksi online.

Sepanjang didalam taksi Ana terus coba menelepon Mayleen tapi tidak kunjung diangkat, bahkan hari sudah semakin sore ketika Ana dapati dirinya sudah sampai dihadapan diskotik yang dimaksud.

Matahari sudah berubah orange keunguan, waktu malam sebentar lagi akan tiba.

Ana melihat didepan diskotik ramai orang yang mabuk, sempoyongan dan lain sebagainya. Ana tidak memperdulikan itu, ia beranikan diri untuk masuk.

Disaat itu Alcyone ternyata juga sedang berada di dalam diskotik tersebut, dilayani oleh lima wanita cantik yang mencoba merayunya.

Tapi sayangnya tidak ada satupun dari mereka yang mampu untuk memikat hatinya.

Bahkan dirinya merasa kebosanan parah dengan suasana atau orang-orang yang mencoba mengambil hatinya itu.

Beberapa kali mereka terlihat liar membelai tubuhnya atau bernafsu menggodanya dengan physical touch tapi mirisnya ia tolak semua itu dan kembalikan tangan mereka ke tempatnya.

Ia memilih untuk mengisap cerutunya dan mengembuskannya dengan khidmat, cukup santai hingga membuat kepalanya sepintas teringat dengan wanita itu lagi.

"Dimana ya sebenarnya tempat tinggalnya? Dan apakah ada alasan atau motif lain ketika dirinya menyelamatkannya waktu itu? Rasanya tidak mungkin jika dirinya memiliki motif untuk meminta balas budi atau semacamnya darinya di kemudian hari, ya kan?

Pada saat yang bersamaan Ana mulai mencari dimana keberadaan Mayleen sambil meneleponnya berkali-kali.

Setidaknya berharap Mayleen sadar kalau dirinya sedang menelepon dan paham dengan kehadirannya disana. Ia cari ke sekitar, tapi tidak dilihat tanda keberadaannya disana dikarenakan juga letak tempatnya yang cukup luas dan dalam keadaan gelap juga.

Ana mulai menanyakan kepada beberapa dari mereka yang ada disana, tentang ciri-ciri fisik Mayleen tapi satupun dari mereka tidak tahu.

Ana mulai bingung, karena terdapat banyak sekali orang disana. Tapi hal paling mengejutkan kembali dirinya dapati saat itu.

Dimana ia berpapasan mata secara langsung dengan Alcyone yang saat itu sedang dilayani oleh lima perempuan sekaligus.

Ana merasa sangat ketakutan. Ia bahkan terlihat kaku seperti patung, ia mencoba berjalan sepelan mungkin untuk berbalik ke belakang, mencoba untuk berpura-pura kalau dirinya tidak melihat dan bisa kabur sesuka hatinya.

Tapi nyatanya.... Alcyone malahan keburu bangkit dari kursinya dan coba mendekati, setelah kedapatan Ana berbalik membelakanginya.

"Kita bertemu lagi.... Tapi saya rasa pertemuan kita kali ini terhitung sebagai.... Takdir." ucapnya tersenyum menyeringai.

Ana menatapnya tegang, ia benar-benar takut dengan senyuman yang pernah menjebloskannya ke lubang neraka. Ia menunduk.

"Maaf tuan, saya kesini hanya berniat untuk mencari anak majikan saya. Saya berjanji saya akan langsung pulang setelah ini." ucap Ana tanpa sekalipun dapat menatap matanya sejengkal pun.
Alcyone tersenyum mendengarnya.

Namun tiba-tiba saja ada gerombolan orang berbaju formal jas hitam, merangsek masuk ke dalam diskotik itu dengan membawa pistol di tiap tangan mereka.

Sang pemimpin dari geng mafia bernama Dark Centipede yang berdiri di paling depan lantas berkata dengan sikap santainya yang memegang cerutu dan pistol.

Tidak lain dia adalah Louis, pemimpin geng mafia yang cukup terkenal di negara itu. Ia berkata dalam bahasa inggrisnya.

"Ternyata benar dugaan mereka kalau dirimu ada di kota ini, lebih mengejutkan lagi kalau dirimu juga ada ditempat semacam ini. Sebuah hal yang cukup menguntungkan." ucapnya tersenyum menyeringai.

Dirinya langsung membuang puntung rokoknya dan seketika ambil tongkat baseball dan memukul semua gelas hingga pecah seketika, obrak-abrik seisi tempat itu, dorong, tendang beberapa orang, pukul, tembak siapapun yang menghalangi pandangannya sesuka hati dan buat rusuh suasana disana dengan menciptakan banyak korban sebagai pelampiasan.

Anak buah Alcyone tidak mau membiarkan mereka berkuasa begitu saja, mereka melawan para pria dengan mengajak adu tembak satu sama lain, terus-terusan hingga membuat Ana yang berada disana langsung merunduk termasuk beberapa orang tak bersalah lainnya dan mencoba pergi dari sana.

Namun ketika Ana melihat Alcyone sibuk beradu tembak dan menyisakan sebuah ruang kosong dibelakangnya yang tidak dilindungi oleh siapapun, seorang pria anggota geng Dark Centipede segera mengambil kesempatan untuk mengisi ruang itu dan keluarkan sebuah pisau lalu bersiap menghunus dirinya dari belakang tapi Ana keburu melihat hal ini dan reflek menghalangi dengan cepat pria itu hingga membuatnya tertikam oleh pisaunya.

Mengeluarkan darah dari perutnya sampai kaki yang digunakan untuknya menopang tak kuat lagi menahan hingga membuatnya hampir ambruk sebelum Alcyone yang keburu menyadari hal ini dan langsung berteriak.

"No!" Dan raih tangannya serta rangkul dengan cepat. Dirinya merasa sangat khawatir atas hal ini. "No, don't you dare to die! Bertahanlah, please! Bertahanlah!" ucapnya merasa sangat pilu melihat Ana tampak menahan sakit hingga membuat nafasnya tidak karuan.

Seakan dirinya menahan nafas atau pergerakan apapun karena untuk menjauhkan dirinya dari rasa sakit yang lebih banyak, ia tidak mau bergerak atau apapun, ia menahan diri untuk melakukan apapun selain merintih kesakitan.

Alcyone benar-benar murka atas hal ini, ia langsung tatap tajam pria dihadapannya dan langsung tembak dirinya sebanyak tiga kali hingga ambruk seketika, dari sana sang ketua dark centipede segera membidik Alcyone dengan pistolnya namun mirisnya ia keburu ditembak oleh anak buah Alcyone.

Suasana jadi semakin rusuh dimana mereka semua saling membalas dendam atas yang kedua belah pihak lakukan barusan.

Alcyone terus menembaki sambil menggendong Ana lalu amankan diri untuk mencari kesempatan untuk bisa kabur dan pergi dari sana menyelematkan Ana.

Beberapa dari anak buahnya ikut mengawasi sekitar dan bantu dirinya keluar dari diskotik itu hingga tidak disangka muncul beberapa polisi menerobos masuk dan memberi tembakan peringatan.

Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang