38

4.5K 186 0
                                    

Karena hal itu entah kenapa Dietrich jadi berbalik perduli dengan Ana, bagaimanapun ia telah bersikap baik pada anaknya, disaat semua orang membenci, menikamnya dari belakang hingga mengatakannya hal yang tidak pantas.

Ketika satu dunia memburunya dan menyebutnya iblis, wanita ini masih menganggapnya sebagai layaknya seorang manusia biasa.

Apakah mungkin itu sudah menjadi sifatnya? Menolong sesamanya terlepas dari apa yang sudah dirinya ketahui? Apalagi, Alcyone juga lah yang menjualnya ke luar negeri.

Bisa dipastikan kalau Alcyone menyukai Ana karena sifatnya yang seperti itu. Sifat yang tidak semua orang miliki.
Michele mengetuk pintu ruang kerja Dietrich. Seketika lamunan Dietrich buyar saat itu juga.

"Anak itu telah melewati batas... apakah kamu tidak mendengar informasi sama sekali tentangnya? Apakah kamu berniat tutup telinga begitu saja tentang semua hal ini?"

"Yang dirugikan kan kamu, mengapa saya yang harus ikut turun tangan?" tanya Dietrich.

Michele tak percaya. Kenapa sikapnya berubah seperti ini?

"Barusan kamu ngomong apa? Kamu tidak mau ikut dilibatkan soal ini? Alcyone itu anakmu."

"Biarlah menjadi keputusannya ntuk memilih siapapun pasangan hidupnya."

"Aku tidak menyangka, dari yang awalnya kamu sangat menolak Alcyone berhubungan dengan wanita itu, dan sekarang kamu hendak membiarkannya begitu saja?" tanya Michele tidak habis pikir.

"Ya, itulah keputusanku sekarang."
Michele benar-benar tidak mengerti dengan perubahan sikapnya yang secepat itu. Apakah mungkin telah terjadi sesuatu?

Ia merasa sendirian sekarang, dari yang tadinya memiliki pendukung, untuk menghancurkan wanita itu.

"Aku peringatkan padamu, kalau anak perempuan itu bukanlah seseorang yang mesti kamu hilangkan dari pandangan... kau hanya belum mengenalnya saja."

"Kau berkata seolah olah kau berada di pihaknya. Apakah mungkin kau sudah berbalik merestui mereka?" tanya Michele.

"Entahlah... aku hanya tidak ingin menghalangi rumah tangga mereka. Kalau mereka ingin bertahan lama ya silahkan saja." ujar Dietrich.

"Menjijikan, kok dia malah berada di pihak mereka sekarang? Cih..." batin Michele.

"Kalau kau masih ingin berlama lama menghalangi mereka, aku peringatkan, yang kau lakukan itu hanyalah menyita waktumu. Dan kau akan menyadarinya kalau yang kau lakukan sudah terlalu jauh, dan kau akan menyesal cepat atau lambat." ujar Dietrich.

Tak mengerti. Kenapa Dietrich malah justru seperti ini sekarang.
Ana membuka kedua matanya di tengah malam itu, disebelahnya tertidur Alcyone sangat lelap. Ana berniat akan shalat tahajud saat itu. Ia bergegas bangun dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Namun ketika selesai wudhu, Ana berniat ambil mukena tapi mendadak matanya teralihkan pada tas milik Alcyone yang terlihat secarik kertas disana.

Tentu Ana mengambil kertasnya dan cukup kaget saat dilihatnya, itu adalah kertas yang berisikan surat pembelian bunga tadi atas nama Alcyone.

Membuat Ana tak percaya, dan nama Alcyone mendadak melintas dikepalanya. Di pintasan kepalanya terlihat Rayyan sedang membungkuk hormat sambil mengatakan "Tuan Alcyone."

Sayangnya buram wajahnya dan hanya terlihat Rayyan saja disana.

Ana kaget bukan kepalang. "Kenapa saat aku mendengar nama Alcyone, yang muncul di dalam kepalaku adalah orang itu... dia seakan akan memang orang yang kukenal... bahkan dia cukup dihormati... siapa sebenarnya Alcyone... kenapa mas Rayyan disini dipanggil Alcyone?" tanya Ana heran.

Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]Where stories live. Discover now