3 - Secarik Kertas

624 92 74
                                    

INEFFABLE BY SISINKHEART

Instagram : @sisinkheart dan @hf.creations

****

Kalau aku salah bilang

Jangan menghilangMakasih

****

Rama merupakan sosok disiplin, tetapi ia juga manusia yang bisa melalukan kesalahan. Ia memiliki misi penting dan musuh utamanya adalah Aruna, bundanya. Setelah makan malam sekitar dua jam lalu, Rama masih membutuhkan asupan, ia biasanya mengambil camilan di dalam kulkas.

Namun, malam ini tidak seperti biasanya. Aruna tadi sore menitip beberapa keperluan dan Rama lupa membelinya. Alhasil Rama dihukum karena teledor.

Hukumannya, ia tidak boleh memakan camilan apa pun pada malam ini. Aruna akan terus mengawasi Rama. Apakah Rama menurutinya? Seharusnya iya, karena Rama taat aturan, tetapi perutnya berkata lain.

Rama menarik napas berulang kali. Ia mengintip, tidak terlihat siapa pun atau tanda-tanda dari sang Bunda. Dapur adalah markas yang menjadi incarannya. Sampai di dapur, ia segera menginvasi kulkas yang penuh itu.

Rama mengambil piring lalu sebungkus roti tawar, keju serta bahan-bahan lainnya untuk membuat sandwich, sekitar enam sandwich akan ia buat. Apakah Rama kekurangan makan malam hari ini? Tidak bisa disebut camilan kalau sebanyak itu. Dengan sigapnya, Rama membuat segelas susu cokelat hangat. Ia tersenyum, tak sabar menyantap makan malamnya, eh, maksudnya camilan.

Tiba-tiba saja lampu dapur menyala terang, Rama terlonjak kaget, ia ketahuan oleh musuhnya. "Bunda, tau kalau kamu pasti di sini," ujar Aruna menyilang tangannya di depan dada.

"Eh Bunda. Malam Bunda, Rama kira siapa tadi," ujarnya basa-basi. Rama memperlihatkan senyuman dengan deretan giginya.

Aruna menatap sandwich serta segelas susu cokelat. "Kamu sedang apa?"

"Oh, mau makan Bunda. Rama lapar, Rama ke kamar dulu yah, banyak tugas. Malam Bunda." Ia hendak pergi, tetapi dicegah oleh Aruna.

"Kamukan lagi Bunda hukum."

Rama nyengir kecil. Ia mengangguk pelan. "Bunda, Rama butuh makan untuk belajar, kalau Rama lapar nanti tidak fokus belajar. Makan itu juga baik untuk kesehatan Bunda, selain itu ... kalau ada makanan harus di makan."

"Dan kalau Bunda minta sesuatu harus kamu laksanakan jangan dilupakan atau ditunda-tunda. Katanya mau jadi anak yang berbakti pada orang tua?" Aruna membalas dengan senyuman serta jawaban skakmat.

"Maaf Bun, Rama salah."

"Iya Bunda maafkan, tapi jangan diulangi lagi."

"Siap Bunda!"

Rama tersenyum, ia mendekat dan mengecup sekilas pipi Aruna sebelum beranjak ke kamarnya. "Sayang Bunda."

****

Bella berfokus pada ponsel sembari memakan nasi campur, tetapi hanya setengah saja karena setengahnya ia berikan pada Devian. Tak lama Rama datang, duduk tak jauh dari Bella, ia membeli soto ayam bu Jamilah. "Kalau makan jangan sambil main ponsel, lagian kan baru kamu beli, kok sudah sisa dikit?" ujar Rama.

INEFFABLEWhere stories live. Discover now