51 - Dongeng yang Menyakitkan

221 50 5
                                    

Hanya karena prosesmu lebih lama,
bukan berarti kamu gagal

****

Beradalah Shinta di kelas Mira. Ia hendak meluruskan kesalahpahaman yang membuat masalah ini membesar. Shinta tak mau orang-orang terus menghakimi dirinya padahal tidak sepenuhnya salah. Kan tidak lucu selama tiga tahun berada di SMA Nusaraga, orang-orang terus menghujat dirinya. 

Sayangnya dalam dongeng, sang tokoh utama tak selalu baik-baik saja. Ada banyak takdir yang harus dijalani karena semesta adalah penulis skenario utamanya. 

Semua mata tertuju ketika Shinta berada di depan kelas Mira. "Gue mau ngomong sesuatu sama lo."

"Kenapa ya Ta, jangan–"

"Maaf ya Mir, tapi gue ngerasa gak nyaman sama story IG yang lo buat. Kenapa lo ngomong begitu?"

"Oh yang itu ...." Mira terlihat memainkan jari-jemarinya. "Shinta, sebenarnya gue mau minta maaf masalah ini. Gue gak nyangka kalau masalahnya bakal sebesar ini bahkan sampai masuk base twitter sekolah. Gue minta maaf kalau lo kesinggung, terus sampai dibicarakan grup angkatan."

Terlihat sudah mulai banyak anak-anak yang mengerubungi Shinta. Beberapa dari mereka saling berbisik, bahkan ada yang diam-diam merekam masalah ini lalu disebarkan.

"Kalau gitu kenapa gak lo jelasin di grup angkatan–"

"Shinta, kemarin gue benar-benar capek latihan, belum lagi gue juga ada masalah di rumah. Ortu gue kelilit utang jadi harus lebih bekerja keras lagi, adek gue juga sempet sakit, terus gue lagi banyak tugas dan akhirnya gue stres banget. Jadi semua meledak di post itu.

"Gue tahu, kalau pelatih dah milih lo duluan untuk jadi perwakilan tim 2, karna lo berbakat banget, tapi gue minta sama pelatih agar gue gantikan lo. Ta, gue pengen banget banggain keluarga gue, tapi selalu gak punya kesempatan. Jadi gue pikir, kalau ini kesempatan gue agar bisa banggain mereka.

"Gue sadar, kalau gue gak se-berbakat lo, gak secantik lo, tapi gue janji. Setelah ini, gue bakal sering latihan, di rumah juga bakal latihan gue. Gue bakal berusaha agar tim 2 menang." Terlihat sekali jika Mira hendak menangis.

"Jadi gue mohon banget Ta, jangan rebut kesempatan gue ...."

"Tunggu Mir! Gue gak ada maksud untuk ngerebut po–" Perkataan Shinta terpotong oleh satu siswa yang ada di sana. 

"Ta, mending lo kasih aja dia kesempatan, kasihan gak sih?"

"Iya, jangan lo terus yang jadi perwakilan. Kasihlah dia, sampe nangis tuh anaknya. Ha ha," celetuk murid laki-laki. 

"Lo ngalah deh Ta, kan lo dah pernah jadi perwakilan waktu lomba semester lalu."

"Kalian paham gak sih! Gue gak ada maksud mau rebut posisi Mira, gue cuma mau ngelurusin masalah ini yang bahkan kesebar–"

Tiba-tiba saja ada yang mendorong Shinta, untung saja ia bisa menyeimbangkan tubuhnya. "Lo jadi adek kelas bangsat ya! Sejak awal gue memang dah tau kalo lo biang masalah!"

Semua murid yang ada di sana perlahan berjalan mundur karena kini di hadapan Shinta adalah sosok kakak kelas yang ditakuti, salah satu dari jajaran Most Wanted sekolah juga, si ketua ekskul cheerleaders, Cassandra. Di sisi Cassandra ada Rachel dan Karla yang mereka bertiga menatap nyalang pada Shinta. 

"Baru kelas sepuluh sudah belagu banget lo! Pasti lo senang juga kan karna satu sekolah kini tahu tentang busuknya lo, masuk base lagi," ujar Karla tersenyum puas.

"Kenapa kalian ikut campur? Ini masalah gue, Mira, sama ekskul dance. Lo gak ada hak untuk ikut campur ya!!"

"Tentu ada!! Gue peduli karna dia adek kelas gue di IPS. Lo dah buat dia nangis terus mau ngerebut posisinya di lomba!" Cassandra berujar dengan lantang. 

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang