75 - Lengkara (4)

174 32 5
                                    

"Ternyata sesakit ini mencintaimu kamu."

"Terus kenapa masih bertahan?"

"Karena cinta."

****

Mereka tidak berniat untuk pulang karena Rama mengajak untuk makan terlebih dahulu. Kata Rama sewaktu dia kecil, ada restoran yang sering dia kunjungi bersama dengan teman-temannya termasuk Rahwana. Berada di sana, makanannya ada banyak dengan rasa yang lezat juga. Menjadi tempat favorit Rama. Masalahnya jarak antara ke restoran itu daripada rumah mereka jauh, kemudian akses seperti ojek online jarang berada di daerah ini. 

"Yah parkirannya penuh, jadi gimana?" ujar Shinta karena barusan saja tukang parkir meminta mereka mencari tempat parkir ke lain karena begitu penuh. 

"Gak apa, dekat sini, ada khusus lapangan parkir gitu, tapi agak jauh? Kamu gak papa kalau jalan dulu? Takutnya kaki kamu sakit."

"Gak papa Ram, gak jauh-jauh amat kok."

"Oke, kalau gak kuat jalan kasih tahu ya," ujar Rama meraih jemari Shinta lalu dia genggam dengan erat. 

"Iya, iya, dasar bawel."

Mereka berjalan melewati trotoar, Rama juga membawa payung sebagai jaga-jaga karena cuaca mendung sekali bahkan gemuruh guntur juga terdengar. Manik mata Shinta berhenti menatap pada boneka yang terpajang di depan toko. Rama yang melihat itu, tanpa pikir panjang, langsung membawa Shinta masuk ke toko tersedia. 

"Eh nggak usah Ram!" ujar Shinta merasa malu. Dia memang suka melihat boneka tadi, tetapi jika dibelikan boneka oleh Rama lagi, dia merasa tidak enak. 

"Tidak apa Ta, Arsya sama Bella masih suka boneka kok. Mereka bahkan punya boneka yang girl group Itzy."

"Yah, tapi aku—"

"Ayolah tidak apa. Kamu nih orangnya tidak enakan mulu."

Rama baru sadar jika toko ini adalah toko yang sama ketika dia masih kecil terus mengunjunginya bersama dengan Rahwana dan Rasi. Tentu saja hal ini karena paksaan Rahwana padahal Rasi tidak mau boneka sedangkan Rama mau cepat-cepat makan malah pilih-pilih boneka dulu. Awalnya Rama tidak mengerti isi kepala Rahwana yang begitu senang ketika membelikan Rasi boneka padahal mereka mampu membeli yang mahal dari ini semua. 

Entah tiket pesawat ke Dubai? Bukankah lebih membahagiakan dibandingkan mendapat boneka yang paling beberapa tahun kemudian bakal dilupakan. Namun, kini Rama paham yang Rahwana rasakan ketika itu. Hal pentingnya bukanlah apa yang diberikan, bukan mengenai mahal atau tidak, tetapi pada siapa yang menerimanya. 

Rahwana bahagia bisa membuat senyuman gadis yang selalu berpura-pura bahagia dan kuat itu, itulah alasan Rahwana hendak menjadi kakak yang lebih baik lagi selain untuk Rama, tetapi untuk yang lainnya juga. Meskipun menyebalkan karena Rama dan lainnya punya tingkah yang berbeda-beda, tetapi melihat mereka membuat Rahwana juga bahagia. Terlebih ketika Rahwana bersama dengan teman-temannya juga. Menghadapi berbagai suka dan duka bersama-sama terutama meraih mimpinya untuk masuk SMA Nusaraga.

Air mata Rama menetes karena teringat kenangan bersama dengan dua sosok yang paling berharga dalam hidupnya sejak dulu hingga kini. 

Melihat Rama menangis, Shinta langsung panik. Jangan-jangan Rama nangis karena Shinta gak setuju dibelikan boneka? Oh astaga, sebegitu inginnya kah Rama membelikan Shinta sampai cowok itu menangis. Shinta yang panik itu akhirnya berujar cepat dan menunjuk asal pada boneka yang ada di toko tersebut. 

"Oke, oke, aku mau dibelikan yang itu!" 

Rama yang tersadar dari lamunannya langsung menatap pada boneka yang Shinta tunjuk. Boneka bentuk beruang cokelat yang besarnya hampir sebesar Shinta. Serius? Gadis ini memilih boneka segede itu? Namun, tak masalah. Rama malah senang karena Shinta mau membeli boneka bahkan jika Shinta ingin toko ini juga maka akan Rama kabulkan. 

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang