42 - Friends Brought Me Here

219 62 3
                                    


The greatest gift of life
there are friends and family

****

Hujan awet hingga pagi ini, langit pun terlihat gelap. Membuat beberapa titik kota jadi banjir. Bagi anak sekolah, hal ini menjadi kebahagiaan karena bisa digunakan sebagai alasan untuk tidak masuk sekolah, iya alasan, tetapi pas sudah sekolah lagi malah dapat tugas seabrek ditambah ulangan. Jadi karena itu, lebih baik tetap masuk sekolah, siapa tahu malah jam kosong. 

Bukankah jam kosong lebih indah dibandingkan libur sekolah?

Kalimat itu terbukti benar adanya oleh kelas yang terukir di papan nama kelas: 11 Science 2. Terlihat di luar kelas tertata sepatu lalu ada juga beberapa sendal jepit. Berada di dalam, meja dan kursi tersusun rapi dan dirapatkan ke pinggir sehingga menyisakan space yang besar di tengah. Anak-anak kelas baru saja selesai mengepel lantai karenanya coba saja masuk pakai sepatu, auto dilempar sapu. Selain itu terdengar pula, musik mengalun melalui sepiker kelas mereka. 

You got me feeling like a
Psycho psycho
Ulil bogo malhae jakku jakku

Mereka kompak menyanyikan lagu yang termasuk ke dalam list lagu kebangsaan anak kelas ketika jam kosong. Kini mereka sedang lesehan, sembari memakan camilan, bermain ponsel, mulai gibah, cerita tentang pengalaman horor, ada juga sok-sokan mengerjakan makalah padahal kebanyakan nyanyi. Selain itu ada yang mengambil jaket, lalu berangsur ke lantai kemudian rebahan di sana. Berasa di rumah nenek, ya Allah, kelas satu ini!!

Lingsir .... 

Tiba-tiba saja musik berganti. Sukses membuat Bana yang awalnya sedang tidur, terperanjat kaget dan langsung berlari keluar kelas. Fyi, Bana sangat takut pada lagu lingsir wengi. 

Tawa anak kelas menguar kemudian. "Ban, mau ke mana lo! Belom selesai woy lagunya."

"Tangkep woy, tangkep dia!!" teriak Rafael mulai heboh. 

"JANGAN! JANGAN!" teriak Bana, tetapi yang lain semakin saja berulah. 

Kini mulailah sesi anak kelas menggila, sebenarnya sejak pagi sudah gila sih. Pembelajaran pada hari ini ditiadakan bukan berarti libur, hal ini karena guru-guru ada pelatihan dan sebagai pengisi kelas. Kepala sekolah meminta murid-muridnya membersihkan kelas.

"TAHAN WOY! TUTUP PINTU KELAS." Aaron ikut-ikutan heboh.

"Jangan. Kesurupan gue kagak lucu!" teriak Bana dengan wajah pucat.

"Kok gue nyium bau kemenyan sih?" celetuk Devian. Lagu lingsir wengi-nya juga berhenti di tengah. 

"Lawak lo, parfum lo kali," sahut Aaron. 

"Kagak kambing, parfum gue bermerek, mana mungkin bau kemenyan."

"Mampus, penunggu pojok kelas marah," ujar Bana.

"Ha ha ha ha."

"Guys! Rafael dirasuki dedemit, panggil Ed sama Lorraine cepat," sahut Sisus.

"Terlalu borjouis kalau manggil mereka, paling dukun beranak pun tidak mau," ujar Rama yang sedari tadi menyaksikan ketidakjelasan anak kelasnya. "Kalau mau nobar, saya ada bawa laptop, Conjuring 3 bagus tuh."

"Peka lo kalo sama gue, gak sia-sia gue ciptain lo," ujar Sisus ngawur. Abaikan saja dia.

"Hahahahaha cepat kasih gue soto ayam bu Jamilah!" teriak Rafael yang kini satu kelas menatap padanya.

"Receh lo, kesurupan aja beneran jadi kita dipulangkan kek harian tuh," sahut Windi.

"Eh kita nobar yah," ujar Sisus, tetapi tak ada yang mendengarnya.

INEFFABLEWhere stories live. Discover now