25 - Dua Kisah

288 73 2
                                    

It's time for me to finally
Meet 'somebody' new

****

Jam kosong sangat disyukuri oleh Rama. Pasalnya BUSRA akhir-akhir sibuk karena mengikuti perlombaan, seperti lomba menggambar digital, pidato, dan juga mendongeng. Lomba dongeng yang paling diutamakan karena lomba kali ini bukan mendongeng dengan properti baju, ikat kepala, tetapi menggunakan boneka tangan. 

"Woy belalai gajahnya mau putus!" ujar Januar. "Siapa yang punya nih boneka?!"

"Itu tuh punya adek gue, terus memang mau putus makanya gue bawa benang sama jarum jahit," sahut Sifa kelabakan dengan teks cerita. 

"Harus dioperasi, nangis gue." Januar berujar kembali. 

"Lah nih komodo, giginya hilang," ucap Alvaska. 

"Itu buaya bangke!" sahut Hanin. 

"Sesama buaya kok gak bisa bedakan," tutur Amalia.

"Kalian semua malah mirip sama nih boneka!" Aldo berucap dan memperlihatkan boneka monyet yang berwarna hitam. 

"Halal untuk ditampol!" Sifa berujar dengan wajahnya yang pasrah karena tidak berhasil juga memasukkan benang ke jarum. 

Tidak lama, Rama datang juga setelah membicarakan sesuatu dengan pembina ekskul mereka. Cowok itu tidak terlihat lelah sama sekali padahal satu kelas Rama beberapa saat lalu habis dihukum keliling lapangan karena merusuh saat pelajaran kimia.

"Kalau ada boneka yang kurang atau rusak, saya ada bawa lagi." Rama berujar. 

"Dari tadi kek, jadi gak usah gue bawa benang jahit!" rengek Sifa. 

"Mending gak usah, dah copot belalainya." Januar tersenyum, tangannya tidak bisa diam. 

"Jadi sudah pada kumpulkan? Atau masih ada yang dikantin?" Rama berujar kembali. 

"Sudah Kapten," ucap Hanin.

"Sudah semua sayang." Amalia berucap dengan luwes. "Kok pada natap gue sih?"

"Bodor lo, kalau Rama dah ada pacar, lo bakal dilabrak sama pacarnya karena bilang sayang-sayang seenaknya," sahut Sifa.

"Terserah gue lah, kok lo sewot aja!" Amalia memasang wajah mengejek.

"Minta di ceburkan ke kolam nih anak!" balas Hanin greget. 

Rama geleng-geleng, ia sudah terbiasa dengan tingkah aneh anggotanya, entah mengapa Rama bisa berada di antara mereka atau Rama sendiri biang keladinya?

"Baiklah dengarkan, tiga hari lagi kita ada lomba dongeng. Saya sudah bahas sama pak Sukarni masalah surat izin dan kendaraan ke tempat lomba. Terus yang pidato juga sudah pada siap. Gambar untuk lomba digital juga sudah selesai, semoga bisa sampai ke babak final yang katanya dilaksanakan langsung di SMA Indramayu."

"Aamiin," sahut mereka serempak. 

"Sekarang kita latihan mendongeng, yang lomba pidato lagi sama pak Sukarni."

Dalam lomba dongeng, setiap sekolah boleh mengirimkan beberapa perwakilan, paling banyak empat perwakilan. Dari SMA Nusaraga mengirimkan empat perwakilan, salah satunya adalah Rama. Dalam lomba ini, Rama sangat antusias, sebenarnya ia juga sedang menunggu kepastian akan lomba debat yang kemungkinan akan dilaksanakan di SMA Nusaraga. 

"Antusias banget Rama ikutan nih lomba, jarang cowok yang kayak dia. Sukanya lomba dongeng, mana pakai boneka lagi, tapi disitu uniknya dia," ujar Amalia menghabiskan minuman teh botolnya. 

"Gimana pun dia, tetap banyak yang naksir, kek elo." Hanin mengambil charger ponsel. 

"Gue masih penasaran, sebenarnya benar gak sih rumor kalau Rama suka sama cewek dari sekolah lain?" 

INEFFABLEWhere stories live. Discover now