45 - Moms, I'm in Love With a Princess

238 55 16
                                    

Again and again
I fell in love with a princess

****

"Thomas memejamkan mata ketika melakukannya. Dia mendengar suara peluru menembus daging dan tulang, merasakan tubuh Newt mengejang ...." Rama menghentikan bacaannya pada paragraf itu – novel The Maze Runner: The Death Cure – karena ia tak sanggup untuk melanjutkannya. 

"Harusnya saya milih novel yang ceria untuk dibacakan," ujar Rama menutup novel tersebut kemudian ia tarus di atas nakas. "Saya jadi kesal sama penulisnya karena bunuh Newt, padahal dia favorit banyak pembaca."

Ia menatap gadis yang terbaring dengan tatapan penuh rasa rindu, sedih, dan juga kasih sayang. Rama mengelus rambut gadis itu dengan lembut, lalu beralih ke pipinya. Tanpa diduga, Rama mengecup pelan pipinya, lalu tersenyum. 

"Padahal tidak makan apel beracun kayak dongeng snow white, tetapi kenapa kamu tidur lama banget."

Sewaktu kecil, gadis ini memang suka sekali dengan dongeng-dongeng putri kerajaan, tinker bell, peter pan, dan juga buku dongeng terjemahan. Selain Aruna dan kakaknya Rama, gadis inilah yang suka memaksa agar Rama membaca buku dongeng, tetapi ujung-ujungnya Rama malah meminta si gadis yang membacakan dongeng untuknya karena seperti yang diketahui jika Rama benci membaca buku.

Lalu bagaimana dengan sekarang? Membaca buku seolah menjadi hal wajib yang tak bisa terlewatkan dalam hari Rama. 

"Apakah harus saya cium di bibir dulu kayak snow white baru mau sadar?" Rama menggenggam erat tangan si gadis. "Mau coba?"

"Jangan-jangan." Rama mengeyahkan pemikiran bodoh tersebut. 

"Saya harus apa biar kamu bangun?" Ia merebahkan kepalanya dengan tangannya yang memainkan pelan rambut gadis yang benar-benar cantik tersebut. "Masa saya harus jadi nakal kayak dulu, sering berantem, tidak suka kalau ditegur guru, males mengerjakan PR, terus suka mengganggu kamu. Agar kamu marah ke saya, agar kamu ceramah panjang, agar kamu khawatir, dan perhatiin saya."

Rama terlelap sesaat hingga ia teringat sesuatu dan kembali berujar, "oh ya, ituloh cewek yang pernah saya ceritain. Shinta, namanya. Sekarang dia tahu kalau saya bisa kumat, awalnya saya pesimis banget, takut kalau dia menjauh, takut kalau dia jijik sama saya, tapi seperti yang kamu bilang. Allah itu baiiik banget karena mengirim dia yang menerima saya apa adanya. Sama seperti kamu, Aaron, Arsya, Devian, dan Bella. Kamu tahu, saya jadi makin cinta sama Shinta. Cepat bangun ya, biar kalian bisa temenan.

"Cepat bangun ya terus jangan pergi, kalau kamu pergi saya bakal hancur sama seperti saat kehilangan kakak."

****

Rama mengakui bahwa dunianya sedang tak stabil. Akhir-akhir ini juga fokusnya sering teralihkan, misalnya saat rapat OSIS, biasanya Rama akan banyak memberikan pendapat atau bertanya, tetapi kini ia sama sekali tak mendengarkan apa yang disampaikan oleh ketua OSIS dan ketika diminta pendapat, Rama bingung hendak menyampaikan apa. 

Dunianya yang tak stabil ini juga dipicu oleh teman-teman sablengnya yang sering menggoda Rama ketika melihat gadis yang ia cintai tengah berjalan di koridor atau tak sengaja berpapasan dengan Rama. Permasalahan semakin besar karena entah mengapa Shinta terkadang menyapa Rama lebih dahulu. Ada banyak perubahan yang terjadi pada gadis itu. 

Dunia Rama jadi tak stabil karena jatuh cinta pada Shinta. 

Hal ini memicu sisi lain Rama, di mana ia sengaja melewati koridor kelas sepuluh, lebih tepatnya kelas Shinta, ketika itu senyuman dari murid-murid menyapa Rama, tetapi hanya satu senyuman yang Rama cari, Shinta. Misinya untuk curi-curi pandang pada gadis itu berhasil. Tak sampai di situ, jika biasanya Rama betah menunggu ekskul dance selesai latihan karena Arsya dan Bella, tetapi kini, ada Shinta yang menjadi alasan Rama menunggu di ekskul dance kemudian selalu membelikan Shinta minuman atau makanan dengan kedok: "Kelebihan pesan." atau "Sudah biasa anak dance saya, Aaron, Devian yang belikan makan." 

INEFFABLEWhere stories live. Discover now