41 - A Knight and His Sword

232 53 6
                                    

I am a strong human because
a strong woman raised me

****

"DIA GANGGU AKU MAKANYA KUPUKUL!" 

Suara lantang itu menggema di ruang tamu. Napas memburu, tangan lecet yang kini perlu diberikan obat luka dan plester karena pasti akan sangat perih ketika terkena air. Terlihat manik mata merah dengan bulir air masih tersisa di sana tengah menatap Aruna yang menghela napas panjang karena tingkah dari putranya ini. 

"Tapi gak harus sampai berantem Rama," ujar Aruna lembut. "Kalau berantem, Rama juga sakit 'kan? Coba lihat tangan Rama sekarang."

"Enggak, enggak sakit," sahut Rama walaupun bulir air matanya semakin menetes. "ADUH SAKIT BUNDA, JANGAN KASIH ITU SAKIT." Jeritan itu terdengar ketika Aruna meneteskan obat luka.

"Katanya gak sakit," goda Aruna sembari memasangkan plester di antara jemari putranya itu. 

"Enggak sakit, tadi, tadi aku cuma kaget. Pokoknya enggak sakit!" sahut Rama yang berisi keras bahwa ia tak merasa sakit. Ia benci jika dianggap sebagai anak cengeng atau lemah. 

"Iya deh iya, gak sakit. Kan anak Bunda, anak yang kuat." Aruna tersenyum simpul sembari menghapus bulir air mata. 

"Tuh kan aku kuat! Gak kayak mereka yang baru kena pukul langsung nangis, terus ngadu ke mama mereka!" Kini mata putranya berbinar menatap Aruna. 

"Rama, Bunda mau ngomong sama kamu –"

"Bunda, Bunda, telpon Aaron, suruh dia ke sini!! Aku mau main sama Aaron, cepat Bunda." Rama tahu apa yang akan Aruna bicarakan, jadi ia hendak mengelak. 

"Nanti kamu main sama Aaron, tapi dengerin Bunda dulu," ujar Aruna kembali, "Rama sayang kan sama Bunda?"

Akhirnya Rama menurut, ia duduk kembali di sofa lalu menatap Aruna. "Apa Bunda?"

"Sebelum main sama Aaron, Bunda pengen Rama minta maaf sama Geri." Geri adalah anak yang baru-baru ini mendapat bogem cukup keras dari Rama. 

"Kenapa harus aku yang minta maaf, Geri yang duluan, makanya aku pukul dia!"

"Dengerin Bunda. Rama, anak yang kuat dan hebat kan? Anak yang hebat itu, berani meminta maaf, gak peduli siapa duluan yang salah. Jadi Rama mau ya, minta maaf ke Geri."

Rama mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Ia diam, berpikir dengan keras. Beberapa jam lalu, ia sedang bermain dengan anak-anak. Tiba-tiba saja, Geri yang punya tubuh lebih besar dibandingkan anak lainnya mulai mengacau, ia juga mengganggu Rama sehingga membuat Rama kesal dan melayangkan bogem, berakhirlah Geri terluka, menangis, dan mengadu pada ibunya. 

 "Iya, aku bakal minta maaf. Karena aku anak yang hebat," ujarnya. 

"Makasih sayang." Aruna mengecup pelan pipi Rama. "Nanti habis ini, kamu main sama Aaron, sekalian Bunda belikan es krim."

"Yang banyak!" sahut Rama langsung bersemangat. 

"Iya yang banyak."

"YAAAY! AYOK MINTA MAAF." Rama langsung mengambil sepatu birunya, lalu berlari pergi keluar untuk ke rumah Geri dan meminta maaf. Aruna menghela napas panjang.

****

Rama, putra dari Aruna dan Rawindra. Si hiperaktif dengan segala tingkah uniknya yang tak dapat diduga. Rama itu pemberani dan menganggap dirinya sebagai jagoan, seolah ia menjadi kesatria dengan pedangnya dan siap membunuh seekor naga demi menyelamatkan banyak orang. 

Ia tak suka diganggu, tak suka apa yang jadi miliknya diusik, tak suka apa yang ia sayangi disentuh, tak suka barang kesayangannya digunakan orang asing karena jika ada yang berani melakukannya maka Rama takkan segan melayangkan bogem bahkan membuat seseorang menangis. Mutlak tak boleh ada yang mengusiknya.

INEFFABLEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora