46 - Sasaeng Fans?

251 51 2
                                    

She is a dreamer
and he is her dream

****

Gue pernah liat dia dianter pulang sama Rama woy! Iri banget!!

Tuh cewek yang akhir-akhir ini deket sama Rama gak sih?

Dia adek kelas yang dance waktu itu 'kan? 

Masih cantik gue. Kok bisa bentukan kek dia deket sama Rama.

Sok akrab sama Aaron juga, centil banget padahal masih kelas 10.

Pakai pelet apa sih, sampe-sampe Rama deket sama tuh cewek.

Pasti dia banyak cowoknya, tapi ngincer Rama juga.

Oh Shit, Rama kita yang polos bisa dirusak sama tuh cewek ....

Sebenarnya omongan-omongan itu sudah sering di dengar oleh Shinta ketika ia berjalan melewati koridor. Mata-mata mereka menatap Shinta lalu berbisik, tidak, tidak bisa Shinta sebut sebagai berbisik karena omongan mereka sampai ke telinga Shinta. 

"Kalo mau gosip tuh, gak usah teriak-teriak, kedengeran sampai gue masalahnya," gumam Shinta mempercepat langkahnya melewati gerombolan kakak kelas 12 yang sedari tadi memberikan tatapan sinis padanya. 

"Jujur kadang kasihan, keknya mereka stress deh makanya nge-gosip di depan orangnya langsung."

Kini hidup Shinta yang ia inginkan normal-normal saja di masa SMA, semua itu dijungkir balikkan begitu saja, tentu oleh dirinya sendiri. Ia secara sadar sengaja melangkah melewati garis batasan yang ia buat dan mungkin kini ia sudah jatuh ke jurang yang pastinya ia takkan mampu untuk kembali lagi.

Semua ini bermula sejak penampilan dance, banyak anak-anak yang mengenal Shinta jadinya, lalu beberapa dari mereka mulai membicarakan Shinta. Ingat waktu Shinta mendapat hadiah dari orang-orang yang tak ia kenal? Hal itu masih sampai sekarang, terkadang, ketika sampai kelas. Shinta menemukan satu atau dua buah cokelat. Ia tak memakannya karena Shinta enggan menerimanya jadi ia berikan pada anak kelasnya saja. 

Berselang dari hari itu, Shinta mulai mendapati kakak-kakak kelas mulai suka menatap dirinya dan mulailah terdengar gosip-gosip. Terlebih lagi, ada yang sempat menyebarkan foto melalui snapgram, yaitu foto Rama yang pulang sekolah bersama Shinta, lalu caption-nya– "Eh, Rama lagi nganterin siapa? Tuh cewek keknya jarang gue liat deh ...."

Lalu faktor lain seperti Rama yang berkunjung ke kelas Shinta, mengajak Shinta mengobrol. Shinta juga sering bergabung dengan Arsya, Bella, ketika makan di kantin. Alhasil karena semua itu, semakin banyak yang membicarakan Shinta terutama kaum cewek dan fans Rama. 

"Gak masalah, semua orang pasti pernah digosipin, minimal keluarga sendiri." Tentunya Shinta beruaha bersikap biasa saja, mengabaikan omongan mereka. Namun, semakin hari, mereka semakin bertingkah. 

Awalnya hanya berbisik-bisik, walau sampai ke telinga Shinta juga, tetapi kini mereka kadang terang-terangan membenci Shinta. Misalnya saja, beberapa hari sebelum class meeting. Ketika Shinta dan Ira hendak ke perpustakaan, Shinta membawa banyak buku tuh, eh tiba-tiba saja, ada kakak kelas sengaja menyenggol Shinta sampai semua bukunya jatuh. 

"Mata lo tuh dipake Dek! Oh ya lupa gue, mata lo kan sukanya jelalatan ke Rama."

"Jelas-jelas di sini Kakak yang nabrak. Oh oke, anggap aja kami salah Kak, tapi mata memang dipake untuk ngeliat orang 'kan? Daripada mata kakak, keknya minus atau malah buta? Oops, pasti ini karena faktor Kakak ditolak terus sama kak Rama, hati-hati loh Kak, ada yang namanya penyakit ain." Ira berujar dan menyenggol kakak kelas tersebut dengan kuat. 

Shinta beruntung karena ia memiliki sahabat yang selalu membelanya dan tak kalah bar-bar. Namun, pada akhirnya Shinta juga harus berusaha untuk menguatkan dirinya sendiri dalam menghadapi hari-hari yang takkan sama lagi, selain itu munafik jika Shinta tak merasa sakit bahkan kadang hendak menangis dengan gosip-gosip akan dirinya. 

INEFFABLEWhere stories live. Discover now