bagian 05

254K 19.6K 446
                                    

Happy reading 🤍

Setelah sarapan pagi, Aisyah membantu Bu Ina mencuci piring di dapur. Hal ini Aisyah lakukan karena suruhan dari bundanya, katanya simulasi sebelum jadi ibu rumah tangga.

Tak cukup lama Aisyah membereskan semua peralatan dapur itu ke tempat semula.

"Bi, Asya selesai nih. Ada lagi ngga?" Tanya Aisyah sambil mengelap tangannya.

"Bi Ina, sudah selesai. Ada yang mau di bantu lagi nggak?" Tanya Aisyah.

"Sudah tidak ada non, sisanya biar bibi yang lanjutkan, terimakasih sudah bantu ya,"

"Beneran nggak ada lagi?"

"Iya, non Aisyah."

"Ah! yang benar?" Tanya Aisyah.

"Ya Allah, beneran deh," ucap Bi Ina tertawa.

"Yaudah deh, Aisyah ke depan ya?" Ucap Aisyah "Hamasah bi!"

"Iya non Aisyah,"

~🌹~

Aisyah melewati ruangan tengah. Disana ada Bundanya yang sedang sibuk memilih undangan pernikahan Aisyah nantinya.

"Ehh Aisyah, sini deh" panggil bunda Lisa yang masih fokus pada undangan.

"Nah, kebetulan kamu lewat, sini dulu Syah!" Panggil Lisa.

Aisyah yang tadinya ingin naik keatas, merasa namanya di panggil dan langsung menghampiri sang bunda.

Aisyah berbelok arah menghampiri bundanya. "Kenapa Bunda?"

"Lihat deh, ini cantik cantikan?" Bunda Lisa memperlihatkan berbagai desain undangan pada Aisyah.

Aisyah pun hanya mengangguk singkat.

"Sekarang kamu pilih. contoh desain untuk undangan pernikahan kamu,"

Aisyah membulatkan matanya "Bunda mau undangan, orang-orang?"

"Iya dong sayang, namanya juga pernikahan, ya pasti ada tamu undangan."

"Bunda nggak mikir apa, tanggapan orang lain, bagaimana kalau mereka berpikir yang aneh-aneh ke Aisyah yang masih sekolah tapi menikah?"

"Sayang dengerin ya, nggak akan ada yang bakalan gosip yang salah. Bunda sama ibu-ibu tetangga sudah bestiaan, perjodohan saat masih sekolah sudah banyak terjadi di dunia kita ini."

"Hah? Emang iya?"

"Iya dong, fiksi…Jaya! Jaya! Jaya!"

Aisyah menghela nafas.

"Yaudah pilih gih, mau yang mana?"

"Kenapa bukan Bunda, aja sih yang pilih?" ucap Aisyah malas. Bagaimana pun ia belum sepenuh hati menerima perjodohan ini.

"Loh, kok jadi bunda sih, bukannya kamu yang mau menikah?"

"Yah terserah deh, kan, cuma undangan, Nanti juga di buang-buang aja,"

Lisa kembali menghela nafas "Begini ya Aisyah Aqilah. Pernikahan, cuma satu kali seumur hidup, jadi kita harus pintar-pintarnya memanfaatkan momen ini biar selalu berkesan di hati, mengerti?"

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang