bagian 25

226K 18.8K 1.6K
                                    

Tandai kalo masih ada typo (Revisi)

Selamat membaca.
🦩

****

Setelah beberapa menit kemudian, Aisyah pun keluar mengenakan pakaian yang sudah Gus Ilham beri padanya.

Gua menatap Aisyah saat gadis itu melangkah keluar.

"Sini duduk," titah Gus Ilham menyuruh Aisyah duduk di depan mejanya yang sudah memang tersedia kursi.

Aisyah pun duduk di sana, sedangkan Gus Ilham terus memperhatikan pergerakan gadis itu. Gus Ilham lalu mengambil kedua tangan Aisyah untuk di genggamannya, ia menggosok tangan mungil itu untuk memberikan kehangatan.

Aisyah tersentuh, menatap tangannya yang terasa hangat karena suaminya ini.

"Gus Ilham," panggil Aisyah.

"Kenapa?" Jawab nya masih terus menggosok tangan mungil Aisyah.

"Jangan kayak gini lagi ya?"

"Kenapa?" Tanya Gus Ilham lagi sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Jantung Aisyah, serasa pindah ke lutut Gus!"

Gus Ilham hanya tertawa pelan, namun ia kembali salah fokus pada pipi Aisyah yang merah. Bukan karena istrinya ini kedinginan ataupun salah tingkah, merahnya pipinya seperti habis di tampar.

"Pipi kamu kenapa?" Tanya Gus Ilham memukul pelan pipi Aisyah.

"Aduh! Jangan di sentuh," ucap Aisyah memindahkan tangan suaminya itulah dari pipinya.

"Kenapa bisa merah seperti habis di tampar?"

"Ya memang habis di tampar," gumam Aisyah.

"Siapa yang tampar kamu?" Tanya Gus Ilham.

"Ustadzah Erna, Aisyah mau laporin bunda tapi Aisyah juga salah,"

Gus Ilham menghela nafas panjang. "Urusan bisa panjang kalau mau lapor sama bunda kamu,"

"Baru rencana Gus, Aisyah juga mikir-mikir kali, kalau mau lapor ke bunda. Nanti bunda nyalahin Gus Ilham lagi, gunanya suami kamu apa?"

"Tuh tau," ucap gus Ilham dingin. Lantas ia beranjak dari duduknya menuju kamar mandi untuk mengambil lap dan air.

"Ayo duduk di sofa," ucap Gus Ilham membawa lap dan juga es batu ditangannya.

Aisyah dan Gus Ilham kemudian pindah dan duduk di sofa.

"Izin ya," ucap Gus Ilham menyentuh pipi Aisyah, bahkan gadis itu harus menahan nafasnya saat suaminya begitu dekat.

Gus Ilham mulai mengompres pipi Aisyah itu dengan es batu yang dilapisi dengan lap bersih miliknya.

"Aduh sakit.." Aisyah meringis.

"Sakit?" Tanya Gus Ilham dan membuat Aisyah mengangguk pelan.

Aisyah memejamkan matanya, untuk merasakan dinginnya es batu ini yang menempel di wajah. Belum lagi wajah suaminya yang begitu dekat dengannya.

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now