bagian 27

229K 19.2K 712
                                    

Budidayakan follow dan vote sebelum di baca. Tandai kalau masih ada typo (revisi)

Selamat membaca.
🦩

*****

Gus Ilham masuk kedalam sambil menggandeng tangan Aisyah. Suasana restoran sedang padat pengunjung membuat kedua pasutri ini sedikit sulit menemukan tempat.

Aisyah menarik ujung baju suaminya "Gus Ilham kita duduk di situ aja," tunjuk Aisyah tempat kosong disudut restoran.

Gus Ilham mengangguk mereka berdua pun melangkah kearah tempat yang kosong itu. Sampai mereka berdua duduk, pelayan pun datang membawa buku menu makanan.

"Silahkan memilih menunya," ucap pelayan itu dengan sopan.

Gus Ilham dan Aisyah pun mulai mencari menu yang akan mereka akan makan. Sambil membuka buku Aisyah membaca semua menu makanan dan juga harganya. Wow Mahal banget! batin Aisyah.

Sedangkan sang pelayan masih setia berdiri di depan meja pasangan suami istri ini, namun pelayan tersebut salah fokus pada wajah Aisyah. Walaupun masih tertutup masker, wajah nya masih saja terlihat.

Sedangkan sang pelayan masih setia berdiri di depan meja pasutri ini. Namun terlihat pelayan itu terus menatap Aisyah. Seakan sebagian wajah gadis itu saja membuat sang pelayan sedikit familiar dengan nya.

"Ini mbaknya artis nggak sih?" Gumam pelayan itu.

Namun tanpa pelayan itulah sadari, Gus Ilham juga menatap tajam kearah pelayan ini yang menatap istrinya.

"Kenapa mbak, liatin dia terus?" Tanya Gus Ilham membuat pelayan tersebut tersentak kaget.

"Eh, maaf." Ucap pelayan itu menunduk.

"Tolong tulis pesanan saya," ucap Gus Ilham.

"Siap!"

"Saya mau ikan bakar tapi tidak terlalu kering, sup buntut dan air mineral,"

"kamu mau pesan apa?" Tanya Gus Ilham pada Aisyah.

"Samain aja, seperti punya Gus Ilham,"

"Ada lagi?" Tanya pelayan.

"Mau jus Aisyah?" Tanya Gus Ilham.

Aisyah menggeleng"Nggak usah Gus,"

"Apa mau disediakan nasi juga?"

"Ayam bakar sama nasi dijual terpisah?" Tanya Gus Ilham.

"Iya pak,"

"Yasudah tiga porsi nasi,"

"Ayam bakar, sup buntut, tiga porsi nasi dan air mineral masing-masing dua."

Gus Ilham mengangguk.

"Silahkan di tunggu yah, permisi."

"Kenapa Aisyah? Tanya Gus Ilham, sedari tadi istrinya ini terlihat gelisah berada disini.

"Enggak apa-apa kok, Gus,"

Gus Ilham mengangguk saja, dia mengeluarkan benda pipih dari kantong sakunya. Ia lalu menekan tombol kamera pada hpnya.

Cikrek!

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang