bagian 21

220K 17.7K 496
                                    

Jangan lupa follow dan vote dan juga komen di setiap partnya.

"Ada waktunya stay, ada waktunya on the way, ada waktunya care, dan ada waktunya i don't care"

🌜 happy reading 🌜

____________________________________


Malam harinya Aisyah baru pulang kerumahnya setelah mengerjakan hukumannya dari Gus Ilham. Keadaan Aisyah saat ini benar-benar kacau, bajunya basah, bau, dan kotor.

Saat tiba dirumahnya, Aisyah langsung masuk tanpa mengucap salam terlebih dulu. Sedangkan didalam sana sudah ada suaminya yang tengah duduk diatas sofa dengan laptop dipangkuannya.

Aisyah memutar bola matanya malas, melewati begitu saja pria itu. Begitu pun dengan sebaliknya, Gus Ilham juga merasa angin lalu saat Aisyah lewat. Seakan keduanya itu tidak saling kenal.

Sesampainya di kamarnya, Aisyah lantas bergegas untuk mandi, badannya sudah terasa begitu lengket dan bau.

Sepuluh menit berlalu, Aisyah akhirnya selesai mandi, ia juga sudah memakai baju dari dalam, berjaga-jaga Gus itu masuk ke kamar.

Aisyah menuju meja riasnya, ia menatap dirinya lewat pantulan cermin dihadapannya. Gadis itu menenggelamkan wajahnya dikedua lipatan tangannya.

flashback

"Hukuman apa yang cocok untuk istri nakal ini, hm?

Gus Ilham menghilangkan jarak antara mereka, sehingga tubuh Aisyah dan dirinya begitu rapat. Bahkan nafas hangat dari Aisyah terasa begitu jelas di kulit wajahnya.

"G-gus Ilham mau apa?" Tanya Aisyah gugup.

"Mau hukum kamu!" Ucapnya begitu dingin.

Gus Ilham dan Aisyah beradu tatapan, hanya saja Aisyah tidak terlalu kuat menatap mata sipit itu begitu dekat. Sehingga ia memilih memejamkan matanya.

Gus Ilham mendekatkan bibirnya pada daun telinga Aisyah "Berani lawan saya?"

Aisyah segera menggeleng.

"Kenapa bolos jam pelajaran saya?"

"Gus..."

"Jawab!"

"Aisyah takut,"

"Oh ya, masa jagoan takut? "Ucap Gus Ilham akhirnya membuat jarak antara mereka.

"Pergi sana bersihkan semua WC pesantren, tanpa bantuan siapapun. Kalau saya sampai dengar kamu di bantu saya akan skorsing orang itu,"

Aisyah menghela nafas panjang "Iya, Gus,"

Gus Ilham kemudian membuka pintu ruangannya sehingga udara seger dari luar masuk kedalam.

Aisyah segera berlari menyambar tubuh besar itu yang menghalanginya jalannya.

Gus Ilham sampai menggeleng pelan "Astagfirullah,"

***


Aisyah mengusap wajahnya yang gusur, mengingat kejadian tadi, rasanya ia ingin membunuh habis suaminya itu.  Dan untuk kesekian kalinya Aisyah harus merasa malu di pesantren ini.

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITKde žijí příběhy. Začni objevovat