bagian 41

246K 21.1K 3.8K
                                    

Tandai kalo masih ada typo. (Revisi )

Selamat membaca.
🦩

Malam harinya Gus Ilham berada di masjid untuk menyampaikan ceramah. Hari ini Aisyah dan Ning-Ning lainnya tidak mengikuti sholat berjamaah di masjid, sehingga hanya beberapa saja makmum perempuan yang hadir. seperti santriwati dan para pengurus ponpes.

Di dalam masjid, Gus Ilham berdiri di atas mimbar menyampaikan ceramah. Suasa masjid juga begitu sangat bersemangat mendengar ceramah dari suami Aisyah ini. Terlebih lagi dibarisan makmum perempuan.

"Masyaallah, Gus Ilham ganteng banget!"

"Kalau di Lia sekilas mirip jodohku ya!"

"Jodoh orang, ya Allah!"

"Mau di kejar lewat sepertiga malam udah punya pawang"

"Emang sudah menikah?"

"Sudahlah, nggak liat pas tadi siang pelukan sama ukhti yang cadarnya lepas."

"Dia istrinya?!"

"Iya, mungkin?"

"Wah parah sih, suami istri goodlooking."

Begitu lah kira-kira ocehan-ocehan yang beberapa orang lontarkan melihat Gus Ilham.

Namun suasana di luar masjid sangat kurang kondusif, dikarenakan sebentar lagi akan turun hujan. Bahkan pantulan cahaya dari petir semakin menambah kesan menyeramkan.

"Allah SWT berfirman bahwa-"

Duarrrr!

"ASTAGFIRULLAH!"

Semua orang menutup telinga kala mendengar suara petir yang begitu keras. Gus Ilham pun sama, ia segera turun dari mimbar menuju luar masjid. Hal itu membuat para jamaah menatap heran.

"Eh Gus Ilham mau kemana?" Panggil Gus Adam.

Gus Ilham terus saja melangkah pergi meninggalkan masjid. Bahkan ia tidak menghiraukan bajunya yang sedikit basah akibat hujan.

Ada suatu hal yang membuatnya khawatir.

***

Gus Ilham menghentikan langkahnya saat tiba di ndalem, ia melihat istrinya yang sedang mengobrol dengan orang lain.

Gus Ilham menghela nafas panjang, syukurlah, istrinya Aisyah tidak dalam ketakutan.

"Gus Ilham!" Panggil Gus Adam datang membawa payung.

"Hm?"

"Eh Gus, kalau mau pulang tutup dulu ceramahnya, jangan langsung main pergi saja. Nggak sopan banget!"

"Saya minta maaf, tadi mau cek Aisyah dia takut sama petir," ucap Gus Ilham.

"Bucin-bucin! Ya sudah, ayo ke masjid,"

Gus Ilham mengangguk.

"Ayo!"

Mereka berdua pun kembali ke dalam masjid. Gus Ilham pun kembali keatas mimbar.

Gus Ilham merapikan sedikit rambutnya yang basah sebelum melanjutkan ceramahnya. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh!" Jawab semua orang.

"Maaf ya, sedikit ada iklan. Saya pergi cek keadaan istri sebentar," ucap Gus Ilham membuat para jamaah berteriak heboh.

"BOCIN!"

Gus Ilham sedikit tertawa karena di soraki. "Dan, Alhamdulillah. Istri saya nggak apa-apa," ucapnya lagi semakin membuat orang-orang bersorak.

"Ya sudah kita akhiri yang tadi, mari lanjut ke ceramah yang saya bawakan tadi, kalau boleh ceramahnya sampai mana nanti saya kasih oleh-oleh?"

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now