bagian 22

222K 18.2K 557
                                    

Selamat membaca.
🦩

____________________________________

"Loh, besok genap lima tahun kakek wafat," ucap Aisyah melihat kalender nya.

"Pergi ziarah nggak ya," ucapnya berpikir.

"Apa Gus Ilham mau, izinin?" Pikir Aisyah lagi.

"Assalamualaikum," salam Gus Ilham masuk rumah.

"Waalaikumsalam," Aisyah menoleh melihat suaminya, dengan hidung yang merah.

Aisyah menutup mulutnya agar tawanya tidak meledak. Mengingat kembali bagaimana terkejut suaminya itu, saat menemukan kotak hadiah kaget darinya.

Gus Ilham segera berlalu melewati Aisyah.

"Kasian juga, sudah makan nggak ya dianya?" ucap Aisyah "ih ngapain peduli!"

Saat Aisyah hendak ke dapur tiba-tiba suara pintu di ketuk.

"Assalamualaikum," salam seseorang dari luar sana.

"Suara umi nih, waalaikumsalam!"

Aisyah membuka pintu menampakkan umi maryam didepannya.

"Eh umi," sapa Aisyah menyalimi tangan mertuanya.

"Aisyah, ini makanan buat suami kamu, katanya dia belum makan," umi Maryam menyerahkan rantang susun.

Aisyah membulatkan matanya, ia tak menyangka Gus Ilham meminta makanan dari uminya. "Iya umi,"

"Kamu Memangnya tidak masak?" Tanya Umi Maryam. Aisyah menggigit bibir bawahnya gugup, pertanyaan itu yang Aisyah hindari dari Maryam. Harus menjawab apa ia sekarang.

"Enggak umi," ucap Aisyah menunduk.

Maryam menghela nafas "Umi kan, sudah bilang pagi-pagi kamu harus masak, atau pulang sekolah juga kamu bisa masak. Suami kamu pulangnya jam tiga, masih ada waktu kan, buat kamu masak."

"Iya umi, maafin Aisyah. Cuman kadang-kadang Gus Ilham nggak mau makan masakan buatan Aisyah." Ucapnya.

"Biarpun dengan alasan seperti itu Aisyah, kamu harus tetap masak, setidaknya buat kamu sendiri, pasti belum makan juga ya?"

Aisyah menggeleng "Aisyah sudah makan di kantin pesantren,"

Maryam kembali menghela nafas "Kebiasaan kamu sebagai santri di kurangi nak, sekarang Aisyah sudah menikah, punya suami yang harus dilayani,"

Aisyah mengangguk lesu "Iya umi,"

"Ya sudah, umi pulang dulu, Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Aisyah menutup pintu rumahnya sambil berdercak kesal. Bersamaan dari itu Gus Ilham menuruni tangga.

"Gus Ilham!" Panggil Aisyah.

Gus Ilham menoleh, mengangkat alisnya satu dengan maksud 'Iya'.

"Nih dari umi, katanya Gus Ilham belum makan," ucap Aisyah menyerahkan rantang tersebut dengan wajah yang di tekuk.

Gus Ilham pun menerima "hm,"

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now