bagian 24

222K 18.2K 1.7K
                                    


⚠️ TYPO BERTEBARAN⚠️
(Revisi)

Selamat membaca.
🦩

Aisyah diseret ke tengah lapangan oleh ustazah Arafah dan ustazah Erna. Kedua wanita itu siap mempermalukan Aisyah.

Semua santri berkumpul mengelilingi ketiga wanita itu di tengah lapangan. Bahkan Aisyah terlihat begitu menyedihkan diantara kedua ustazah ini.

"Sabar Aisyah," gumam Aisyah dalam hati.

Ustadzah Erna mengangkat dagu Aisyah membuat gadis itu tersentak kaget. Ia menatap wajah wanita dihadapannya itu menatap dengan penuh amarah.

"Mau balas dendam kan, kamu, sama saya?" Tanya ustadzah Erna.

"Saya beneran nggak sengaja ustazah," bela Aisyah pada dirinya.

"Alah! Jangan banyak omong kamu, ambilkan air selokan!" Titah ustazah Erna.

"Ustadzah Arafah percaya sama saya kan?" Tanya Aisyah meminta bantuan wanita itu.

"Percaya atau tidak, saya melihat kamu menumpahkan kuah panas itu ke arah ustadzah Erna,"

"Saya kesandung ustadzah!"

"Jangan banyak bicara kamu, rasakan ini!"

Byurr!

Aisyah tersiram air selokan, membuat tubuhnya basah dan kotor.

"Aisyah!" Pekik Fatia dan Luna.

"Balasan kamu," ucap ustazah Erna menatap sinis Aisyah.

"Jangan coba-coba pergi dari sini sebelum saya perintahkan, mengerti!?"

Aisyah menghela nafas mengangguk saja.

Sedangkan ustazah Arafah menatap ia sejenak santri itu lalu melangkah pergi. Para santri yang lain pun mulai berhamburan meninggalkan lapangan menyisakan Aisyah seorang diri.

Aisyah menunduk menatap baju putihnya yang berubah menjadi hitam. Ia menangis sejadi-jadinya bersamaan dengan derasnya hujan mengguyur bumi.

Aisyah menatap langit, ia tersenyum lebar berterimakasih pada langit yang telah menurunkan hujan.

"Makasih," ucap Aisyah.

Aisyah kemudian menatap kearah depan melihat dimana suaminya itu berada menatap dirinya dalam diam.

"Gus Ilham pasti malu," gumam Aisyah.

Gus Ilham menggeleng pelan setelah itu ia melangkah pergi dari sana.

°°°°

Sudah hampir tiga puluh menit lamanya Aisyah berdiri di temani derasnya hujan di kota itu.

"Eh," Aisyah mendongak ke atas melihat dirinya tak terkena hujan.

"Ustadz," sapa Aisyah.

"Di hukum lagi?" Tanya ustadz Fahri di bawa payung yang sama dengan Aisyah.

Aisyah tersenyum tipis dan mengangguk "Iya, nggak sengaja tumpahin  kuah panas ke arah ustadzah Erna."

Ustadz Fahri tertawa "Ustazah mu itu berulah lagi ya?"

"Iya tasz,"

"Ya sudah, bernaung dulu, nanti sakit,"

"Nggak papa, ustadz. Saya sering main hujan kok,"

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now