bagian 12

229K 19.2K 917
                                    

Gus Ilham sungguh kejam, ia tidak pernah segan-segan memberikan hukuman. Buktinya saja, Aisyah. Bahkan gadis ini yang sudah bernotabene istrinya masih ia berikan hukuman.

Aisyah sudah hampir satu jam berdiri ti tengah lapangan, perutnya sudah keroncong lagi, untung lah cuaca tidak terik.

Kringg!

Bel berbunyi pergantian pelajaran, Aisyah menghela nafas lega. Bebaskanlah dia dari hukuman.

"Aisyah!" Panggil Fatia dan Luna. Mereka berdua pun lepas dengan hukuman.

"Cape nggak?" Tanya Fatia tiba.

"Iyalah, hauss!"

"Kantin yuk! Saya traktir deh," ucap Luna.

Sontak Aisyah dan Fatia bersemangat.

"Beneran nih, kita di traktir?"

"Iya, kapan saya bohongnya?" Tanya Luna.

"Tiap hari!" Jawab Aisyah dan Fatia.

"Terserah deh," ucap Luna meninggalkan keduanya.

Aisyah dan Fatia berlari kecil mengejar Luna. "Aaa! Luna baik banget!"

"Tanggal tua, kalian berdua yang traktir,"

***
Selepas pulang sekolah, Aisyah hendak ke asrama, mengambil beberapa barangnya yang belum ia bawa pulang. Sebelum pergi pun Aisyah harus izin ke suaminya.

"Nggak mau barengan aja, Syah? Biar rame gitu,"

"Kalian duluan aja deh, saya harus izin ke Gus Ilham dulu," ucap Aisyah Fata dan Luna mengangguk.

"Mau makan apa Syah, biar makan bareng-bareng di asrama,"

"Nasi kuning ya, pakai telur rebus,"

"Oke deh, kalau begitu kami berdua duluan ya, Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Dadah!"

"Dah!"

Setelah Luna dan Fatia pergi, Aisyah lalu berjalan menuju ndalem, kebetulan saat di perjalanan gadis itu ketemu orang yang dia cari.

Setelah Luna dan Fatia telah pergi, Aisyah bergegas pulang ke rumahnya, untuk menemui Gus Ilham.

"Gus Ilham!" Aisyah tersenyum lebar, saat mendapat suaminya yang baru saja hendak pulang dari pesantren.

"Gus Ilham, tunggu," panggil Aisyah menghampiri Gus Ilham. Gus mengerem motornya.

"Assalamualaikum, Gus Ilham," sapa Aisyah.

"Waalaikumsalam,"

"Hehe, kebetulan ketemu disini. Aisyah mau izin ke asrama, boleh?"

Gus Ilham mengangguk "Boleh, tapi jam lima harus pulang ya,"

Aisyah mengangguk "Iya Gus, kalau begitu Aisyah pamit ya, Assalamualaikum,"

"Aisyah tunggu sebentar!" ujar Gus Ilham

"Eh, kenapa Gus?"

Gus Ilham turun dari motornya menghampiri Aisyah "Saya boleh bertanya?"

"Boleh,"

"Kamu sudah berapa tahun?"

"Empat bulan lagi, sudah sembilan belas tahun," ucap Aisyah "Kalau boleh tau, kenapa ya, Gus?

"Nggak apa-apa,"

Aisyah mengangguk lagi "Aisyah boleh pergi?"

"Iya,"

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now