bagian 47

305K 26.6K 13.3K
                                    

Tandai kalo masih ada typo (revisi)

Ingat ya, semua berasal dari karangan penulis, jadi jangan sangkut pautkan dengan kehidupan nyata. Oke👍

....

"Hanya Allah yang mengerti bagaimana sakitnya menahan sabar tanpa harus bercerita panjang lebar,"

.....


Matahari kini menampakkan dirinya, silauan nya menembus di sela-sela jendela milik Aisyah yang masih tertidur pulas diatas kasur nya. Nampaknya gadis ini kesiangan.

"Hoamm..." Aisyah menguap saat bangun tidur.

Aisyah mengubah posisi menjadi duduk dengan mata yang masih tertutup. Tangan kecilnya itu mengecap matanya agar penglihatannya tidak terlalu buram.

Aisyah baru saja sadar, suasana kamarnya terlihat begitu terang. Lantas gadis itu mengerutkan keningnya heran.

Aisyah menatap ke arah cahaya yang masuk. "Jam berapa sekarang?"

Aisyah lalu menoleh, mengambil jam kecil yang berada di atas nakas. Aisyah melongo saat jam menunjukan pukul 06: 25. Itu berarti ia kesiangan.

"Astagfirullah, kesiangan!"

Aisyah melompat dari atas kasurnya, segera menuju kamar mandi.

***

"Mana belum buat sarapan lagi," ucap Aisyah sambil membereskan kasurnya.

Selesai pada kamarnya, Aisyah lalu turun kebawa menyiapkan sarapan untuk sang suami. Sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 06:32.

Aisyah membuka kulkas, dimana keadaan kulkas yang kosong. Sama sekali tidak ada bahan atau sesuatu yang bisa di masak.

Aisyah menghela nafas panjang. Padahal ia berharap ada sesuatu atau apapun itu yang bisa dimakan pagi ini, walaupun sudah telat kesekolah.

Aisyah lalu membuka lemari makannya. Ia menemukan satu buat telur ayam didalam sana. "Ya...tinggal satu lagi, kalau Aisyah yang makan, kasian Gus Ilham dong, nggak sarapan pagi."

Aisyah menghela nafas panjang, ia mengambil telur tersebut. "Buat Gus Ilham aja deh, Aisyah makannya di sekolah aja minta ditraktir Fatia atau Luna,"

Aisyah mulai menggoreng telur dan juga membuatkan nasi goreng untuk sang suami. Untunglah nasi semalam masih ada. Sehingga Aisyah bisa memasak satu porsi untuk suaminya.

Setelah semua beres, Aisyah menata diatas meja makan. Lalu ia bersiap ke sekolah, sambil merangkul tasnya. Jam sudah menunjukkan pukul 06: 55. Lima menit bel akan berbunyi.

Aisyah menatap lapar ke arah masukkan nya itu. Seporsi nasi goreng dan tekur dadar seadanya.

"Semoga di makan deh," gumam Aisyah sangat berharap Gus Ilham menghabiskan nasi goreng buatanya.

Aisyah kembali menghela nafas. Melupakan semua tentang pekerjaan di rumah, sekang ia harus berpikir keras, bagaimana cara agar segera sampai di sekolah.

Aisyah menggenggam tali tasnya, ia harus tetap kesekolah. Aisyah pun segera berlari agar tidak semakin telat.

Disisi lain, Gus Ilham baru saja pulang dari masjid. Melihat Aisyah yang baru saja melewati dirinya. Nampak, istrinya itu sedang terburu-buru.

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now