bagian 20

224K 19K 2K
                                    

Tandai kalau masih ada typo (revisi)

Selamat membaca.
🦩
_________________________________


Pagi hari seperti biasanya Aisyah kembali sibuk di dapur memasakkan makanan untuk suaminya itu. Hari ini juga Aisyah kembali mempraktikkan tempe tumis resep mertuanya.

Aisyah mengelap keringatnya setelah selesai membuat makanan tersebut. Ia kemudian menyajikan nya di diatas meja.

Sedangkan dari arah tangga, Gus Ilham baru saja menginjakkan kakinya dilantai satu rumahnya. Ia sudah tampak rapi bersiap ke pesantren.

Aisyah membersikan sedikit bajunya yang kotor, lalu beranjak menghampiri suaminya dengan niat menyapa dan mengajak sarapan pagi.

"Selamat pagi Gus Ilham, ayo sarapan dulu," ajaknya.

"Gus Ilham,"panggil Aisyah lagi saat tak ada respon dari suaminya itu.

"Tidak sarapan," sahutnya singkat.

"Aisyah sudah masak makanan favorit Gus Ilham, loh,"

"Kamu saja yang makan,"

"Ayolah Gus, Aisyah rela bangun pagi cuma masak buat Gus Ilham loh, masa nggak mau makan sih," ucap Aisyah menarik tangan Gus Ilham namun Gus Ilham menghardiknya.

"Saya sudah bilang saya tidak sarapan, kamu dengar nggak sih, hah!?"

Aisyah terpojok mendengar bentakan dari Gus Ilham. "Maaf, Gus Ilham," ucapnya "Aisyah cuma takut Gus Ilham sakit perut, kata umi-"

"Tidak usah peduli, saya nggak buruk belas kasihan dan kamu ingat. Asal kamu tau saja kita menikah hanya karena dijodohkan. kalau bukan karena permintaan Kakek, saya tidak sudi menikah dengan kamu,"


"Saya tidak menyukai kamu, juga tidak usah berusaha menjadi istri saya, cukup berlaga seorang santri dan Gus yang di satu rumahkan!" Setelah mengatakan itu, Gus Ilham pun pergi.

Hati Aisyah begitu sakit mendengar ucapan suaminya. Memangnya apa salahnya jika Aisyah berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya. Memangnya Aisyah tidak boleh mengatur suaminya juga sama seperti dia yang mengatur dirinya.

Aisyah menghela nafas panjang "Sabar Aisyah, sabar,"

****


Saat jam istirahat dikelasnya Aisyah nampak badmood di bangkunya menunggu perhatian jam. Ia bahkan sampai tak berminat ke kantin bersama Fatia dan Luna.

"Ini jam masuk lama banget deh," gumam Aisyah. "Apa saya harus, bunyikan sendiri?"

Aisyah meregangkan otot tubuh, dan bangkit dari duduknya menuju pintu keluar.

Dengan wajah ditekuk Aisyah berjalan di koridor sekolah hingga sampai di depan ruangan tata usaha. Sebelum masuk Aisyah memastikan tidak ada orang di sekitarnya yang melihat aksi yang akan ia lakukan lagi.

Kringg... Kringgg..

Suara bel pun berbunyi setelah Aisyah menekan tombol power untuk menghidupkan bel masuk.

Bahkan semua orang nampak keheranan mendengar bel sekolah yang dibunyikan lebih awal.

"Ini masih ada lima menit sebelum masuk, kok sudah bel?" Tanya orang-orang.

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now