bagian 63

218K 18.3K 5.2K
                                    

Tandai kalo masih ada typo

Selamat membaca.
🦩

"Sandal ustazah Erna yang mana sih?" Tanya Fatia.

"Yang warna kuning, kek tai." ucap Aisyah

"Ambil posisi Ukhti, sang empu sudah di amankan" ucap Luna siap berancang-ancang untuk mengambil sandal ustazah Erna.

"Nanti kamu amankan sandalnya Luna, kamu Fatia liatin ustazah Erna, jaga-jaga Jangan sampai dia keluar, sebelum sandalnya di ambil Luna."

"Terus kamu ngapain?" Tanya Luna.

"Jaga lilin!" Sentak Aisyah.

"Nanti sandalnya bawa ke sini," ujar Aisyah.

Fatia dan Luna mengangguk mengerti.

"Ayo cepat!" Ucap Aisyah menginstruksikan.

Luna dengan lihainya mengambil dengan gampang sandal ustazah Erna, yang berada di depan masjid. Tanpa ada yang melihat nya.

"Yes! Dapat!"

"Lari sini cepat" Luna berlari, begitu pun dengan Fatia. Mereka menghampiri Aisyah yang sudah selesai menggali tanah untuk mengubur satu sandal berwana kuning tai itu, kata Aisyah.

"Ayo kubur cepetan, ustazah Erna sudah mau keluar," ucap Fatia Masih mengawasi.

"Bacain doa enggak nih, sandalnya kan, sudah di kubur?" Tanya Luna.

"Nanti aja, bunganya mana Luna," pinta Aisyah

"Nih!" Luna memberikan satu kantong bunga dan satu botol air kepada Aisyah

"Fatia! kamu yang pimpin doa nya"

"Subhanallah" ucap Fatia melihat kuburan buatan Aisyah dan Luna yang sudah di taburi dengan bunga di atasnya.

"Ayo Fatia, kamu yang pimpin doanya"

"Lah, mau baca doa apa? Cuman sandal" ujar Fatia frustasi.

"Doain aja pemilik nya, biar di kasih hidayah" ujar Aisyah tertawa.

Fatia mengangguk, dan ikut berjongkok di antara Aisyah dan Luna yang berada di depan kuburan sandal ustazah Erna.

"Mari-"

"Kalian bertiga! sedang apa di sana!" Teriakan itu berasal dari ustazah Arafah yang membawa kayu panjang. Pasti ustazah Arafah sedang berpatroli di sekolah.

Pasalnya ketiga ini melanggar peraturan karena tidak masuk untuk melaksanan tadarus di dalam masjid yang dilakukan setiap hari Selasa sore, mereka bertiga malah keluar berkeliaran.

"Lari!" Pekik ketiganya meninggalkan begitu saja makam yang mereka buat.

"Jangan lari, kalian bertiga!" Teriak ustazah Arafah memperingati. Bukan Aisyah namanya kalau langsung menurut.

"Berpencar! nanti ketemuan di belakang aula" ujar Aisyah. Fatia dan Luna mengangguk.

Mereka bertiga berpisah. Fatia lari ke arah kiri, Aisyah lari kearah lurus, sedangkan Luna lari ke arah kanan.

***

"Luna!" Panggil Fatia.

"Fatia! Huh! Huh!" Ucap Luna ngos-ngosan

"Aisyah mana?" Tanya Fatia yang menunduk memegang kedua lutut nya.

"Enggak tau"

"Jangan bilang Aisyah di tangkap lagi" ujar Fatia mulai panik.

"Woy!" Teriak seseorang dari atas pohon.

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now