bagian 13

220K 19.7K 1.1K
                                    

Selamat membaca 🦩

*****

Selepas melaksanakan hukumannya, Aisyah akhirnya bisa pulang. Di bawa ramangnya lampu jalan, Aisyah terus melangkah untuk pulang seorang diri.

Brummm!

Brummm!

Pippp!

Gus Ilham menyamakan laju motornya dengan Aisyah "Ayo naik,"

Aisyah mengangguk, lantas ia melangkah ke jok belakang motor suaminya. Namun panggilan seseorang menghentikan langkahnya.

"Gus Ilham, tunggu!" Panggil ustadzah Erna.

"Gus! Apa bisa menumpang?" Tanya Ustazah Erna. "Saya lupa matiin kompor di rumah, Gus. Tolong saya ya," ucapnya lagi.

"Tapi…" Gus Ilham melirik Aisyah.

"Ya Allah Gus, rumah saya terbakar," desak ustazah Erna.

Aisyah memijat pelipisnya, sebut saja ustazah Erna ini ratu drama dan tukang bohong.

Gus Ilham bingung, memilih siapa untuk di antar pulang. Di sisi lain istrinya dan ustazah Erna yang meminta bantuannya.

Menyadari kebingungan pada wajah suaminya, Aisyah akhirnya membuka suara.

"Gus Ilham, antar ustazah Erna, aja. Biar Aisyah yang jalan kaki,"

Gus Ilham menggeleng "Ustazah Erna pakai motor saya aja, sekalian antar Aisyah."

"Tapi saya nggak bisa bawa motor Gus," ucap ustazah Erna lagi.

"Kamu bisa bawa motor Aisyah?"

"Bisa, Gus,"

"Ya sudah antar ustadzah Erna ke rumahnya," ucap Gus turun dari motornya.

"Tapi Gus, gimana kalau saya jatuh di antar dia?"

Aisyah terkekeh kecil "Ustazah tenang aja, Aisyah handal kok bawa motornya. Dulu belajar nya dari Rossi,"

Gus Ilham tersenyum tipis menanggapi, lucu juga. Pikir Gus Ilham. Sedangkan ustadzah Erna berdecak kesal.

"Mari Ustazah," ajak Aisyah.

Ustazah Erna terpaksa naik keatas motor di bonceng Aisyah.

"Duluan ya, Gus Ilham. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, hati-hati kalian berdua."

Aisyah pun melaju motornya dengan kecepatan sedang. Saat di perjalanan ustadzah Erna terus saja mengomeli Aisyah.

"Ya benar kamu bawanya!"

"Hah?"

"Jangan kencang-kencang, Aisyah!"

Aisyah menghentikan motornya menoleh ke arah ustazah Erna "Kenapa ustazah?"

"Kenapa-kenapa, pakai nanya lagi, pelan-pelan bawa motornya."

Aisyah menghela nafas panjang "Iya, makanya, ustazah pegangan,"

"Jijik saya pegangan sama kamu!"

"Aisyah bukan najis kok, tadi juga sudah wudhu,"

"Iya tetap saya nggak mau pegangan sama kamu, takut tertular virus nakalnya,"

"Ya baguslah, Aisyah bersyukur wudhu Aisyah nggak batal," ucap gadis itu melaju motornya.

"Kamu kira saya najis!"

"Nggak ustazah! Galak banget deh, serasi loh sama Gus Ilham!"

"Ya saya memang jodoh Gus Ilham," ucapnya dengan pede.

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang