bagian 51

305K 24K 5.5K
                                    

Tandai kalo masih ada typo

"Pikir sebelum berbicara, berpikir sebelum bertindak!"

Selamat membaca.
🦩

Tok! Tok! Tok!

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, ustazah Arafah, silahkan masuk." Gus Ilham mempersilahkan wanita paruh baya itu masuk ke dalam ruangannya.

"Terima kasih, Gus."

"Silahkan duduk." ustazah Arafah tersenyum tipis dan duduk di depan meja Gus Ilham.

"Ini Gus pendaftaran siswa baru dan juga daftar hadir siswa."

Gus Ilham mengambil berkas, memeriksa semuanya.

"Ada beberapa santri yang mulai sedikit berubah semenjak naik kelas duabelas, dari yang suka bolos, malas masuk sekolah, kini sudah ada perubahan, selamat pemberlakuan sistem baru yang Gus Ilham buat."

"Hanya saja ada satu santri di bulan ini banyak izin sakit dan tanpa keterangan."

Gus Ilham mengerutkan keningnya "siapa?"

"Aisyah Aqila. Santri putri yang sudah kelas dua belas, mungkin Gus Ilham juga sudah kenal dengan dia."

Gus Ilham lantas mendongak menatap ustazah Arafah, sedikit terkejut nama istrinya di sebut jarang masuk sekolah. Mengingat memang Aisyah jarang ke sekolah belakang ini, karena masalah rumah tangga mereka.

Selama menikah, inilah yang Gus Ilham takutkan, sekolah Aisyah terganggu karena masalah rumah tangganya, ini yang dia hindari ini juga yang terjadi.

"Nanti biar saya yang urus." final Gus Ilham dan diangguki oleh ustazah Arafah.

"Masih ada lagi yang yang ingin bicarakan, ini masih menyangkut Aisyah," ucap Ustazah Arafah.

Gus Ilham menatap wanita itu yang sudah dia Anggap seperti ibunya.

"Silahkan"

"Jadi begini Gus, saya melihat Aisyah terlambat pulang sekolah..."

Flashback

Ustazah Arafah berjalan di koridor pesantren, wanita paru baya itu terlihat sedang berbicara di telepon dengan seseorang.

"Iya mas aku tunggu di depan yah?!"

"..."

"Iya di Depan gerbang langsung, soalnya lagi turun hujan"

"...."

"Iya Assalamualaikum"

Tut!

Wanita itu menyimpan hpnya di tas setelah selesai menelpon. Saat hendak melangkah sorot mata ustazah Arafah tak sengaja melihat seseorang yang duduk melantai di lantai koridor pesantren dengan kedua kaki yang di tekuk dan dipeluknya sebagai sandaran kepala nya.

"Siapa yah?" Ustazah Arafah segera melangkah mendekati santri itu. Tibanya disana, Ustazah Arafah menggoyangkan bahu gadis itu "Ukhti bangun!"

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang