bagian 44

227K 20K 2.3K
                                    

Tandai kalo masih ada typo (revisi)

"Selalu di paksa menetap oleh keadaan,"

Selamat membaca.
🦩

Setelah  melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya Aisyah tiba di Jakarta. Aisyah turun  dari bus dan menuju ke jalan raya menunggu taksi.

"Taksi!" Panggil Aisyah Melambaikan tangannya.

"Perumahan kembang pak," ucap Aisyah setelah masuk ke dalam mobil.

"Siap!"

Aisyah menghela nafas berat,  dalam mobil  tersebut ia tak berhenti berdzikir memohon  perlindungan agar terhindar dari orang-orang yang ingin berbuat jahat padanya.

"Sudah sampai dek,"

"Ah iya pak, ini ongkosnya, Terima kasih,"

"Sama sama."

Aisyah keluar dari taksi, ia menatap bangunan dihadapannya ini dengan pagar warna hitam menunjulang tinggi.

"Ya Allah. Akhirnya Aisyah tiba dengan selamat tanpa gangguan siapa pun," ucap Aisyah sambil menekan bel rumahnya.

Tingnong!

Tak lama kemudian  datanglah kang Maman menjamu tamu. "Cari siapa?" Tanyanya saat tak mengetahui gadis dihadapannya.

"Ini Aisyah, kang," ucap Aisyah  melepas cadarnya.

"Masyaallah, non Aisyah, sama siapa datang?" Tanya kang Maman nampak terkejut.

"S-sama Gus Ilham," bohong Aisyah menunduk.

"Terus Gus Ilham nya mana?" Tanya kang maman celingukan mencari keberadaan suami Aisyah.

"Gus Ilham nya, pergi lagi!"

"Oh ya udah atuh, masuk non," ajak kang maman membuat Aisyah mengangguk masuk bersama.

"Assalamualaikum!" salam Aisyah saat memasuki rumahnya.

"Waalaikumsalam, ya Allah non Aisyah!" ucap Bi Ina terkejut dengan kehadiran Aisyah.

"Iya bi Ina," sapa Aisyah  menyalami tanga Bi ina.

"Sama siapa datang?" Tanya bik Ina.

"Sama Gus Ilham," ucap Aisyah lagi kembali berbohong.

"Terus suaminya mana non?" Tanya bi Ina.

"Gus Ilham nya pergi lagi, tadi lagi buru-buru, dia cuman ngatar Aisyah,"

Bi Ina pun mengangguk tanpa curiga.

"Non Aisyah ke sini tapi nyonya sama tuan nggak ada di rumah,"

"Iya bi, Aisyah  datang kesini mau ambil  barang kok,"

"Non Aisyah sudah makan?" Tanya bi Ina.

"Hm, belum sih," ucap Aisyah menyengir.

"Mau makan dulu, bibi udah masak tapi cuman tempe non, kalau mau tunggu bibi goreng ayam. Buat non Aisyah?"

"Loh, kok cuman makan tempe, kenapa ayam nya gak di goreng juga?"

"Nyonya nggak ada di rumah non, saya nggak berani goreng sembarangan,"

Aisyah tersenyum simpul. "Ya nggak apa-apa bibi, Bunda pasti ngga marah kok. Lagian bunda beli untuk satu rumah," ucap Aisyah sambil berjalan ke dapur. "Mau bunda ada atau ngga ada goreng aja yang ada di kulkas biarpun itu daging sapi sekalian"

"Bunda pasti ngga marah kok, paling bunda marah kalo ayam di kulkas ngga abis."

Aisyah melangkah ke kulkas mengambil satu cap ayam dan udang, kemudian  mengambil panci, lalu menuangkan minyak untuk menggoreng.

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now