Chap. 9 Jalan

6.1K 735 12
                                    

"Jangan menangis ayo ke sini kaka akan memeluk mu." Ucap Anita membujuk Mahaz dan memasukkannya kedalam pelukannya.

Anita merasakan bahwa Mahaz masih bergetar dan menangis dengan sedih di pelukannya.

Dengan sedikit panik Anita terus membujuk anak itu hingga Mahaz tertidur di pelukannya.

***

Mahaz masih terus menangis di pelukan Anita dengan tersedu-sedu.

Di balik semak bunga tersembunyi dua orang yang berusaha menahan tawa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di balik semak bunga tersembunyi dua orang yang berusaha menahan tawa.

"Hei jangan tertawa." Bisik Oba sang pengasuh sambil terus menyenggol Saul yang terus hampir tertawa terbahak-bahak ketika melihat pangeran Mahaz untuk pura-pura menangis agar menarik perhatian elf muda.

"Maaf, baru kali ini aku melihat pangeran benar-benar berusaha menjadi anak kecil." Ucap Saul dengan seringai tuanya yang hampir membuatnya terus tertawa geli.

"Ingat sebentar lagi giliran kita berdua untuk memenuhi perintah pangeran." Bisik Oba sambil terus mencubit Saul.

Mahaz mendengar semua bisikan Oba dan Saul dan hampir ingin memarahi keduanya.

Hei mereka harus bekerja sama agar aku bisa bersama peri kecilnya. ( つ•̀ω•́)つ oke! Ini benar-benar misi yang telah di pikirkannya selama perjalanan meninggalkan kerajaan.

Ketika Mahaz berpikir dengan keras maka ia juga menghentikan tangisnya yang kekanakan.

Anita merasakan jika Mahaz sudah mulai tenang. Walau merasa jika Mahaz masih bersandar penuh padanya ia tau jika adik kecil itu hanya lelah untuk menangis terlalu banyak.

"Bagaimana? Apa kau terpisah lagi dengan keluarga mu? Mari ku lihat apa ada luka." Ucap Anita sambil menatap Mahaz dengan lebih teliti.

Anita berusaha untuk memisahkan Mahaz darinya tapi gerakannya terhenti ketika melihat mata anak itu masih memiliki air mata yang masih berada di sisi pipinya.

Dengan lembut Anita menghapus air mata itu dengan penuh kasih sayang.

Sejak dulu orang tuanya selalu sibuk dan ia benar-benar kesepian. Kadang Anita berharap memiliki beberapa teman atau saudara agar dapat menemaninya.

Jika di lihat lebih dekat bulu mata yang panjang dan lembut itu benar-benar sangat cantik tapi ujung tatapan mata yang tajam tapi penuh kekanakan itu menusuk hati Anita karena kelucuannya.

"Lihat matamu memerah karena menangis. Jadi jangan menangis lagi." Bujuk Anita sambil terus membantu menghapus air mata Mahaz.

Rebirth "Orphic : All i needed"Where stories live. Discover now