"Kehidupan ini hanya ku berikan untuk mu"
Mahaz menganggap kelahiran kembalinya hanya untuk peri kecilnya.
Mahaz seorang putra mahkota dari klan vampir yang di cap sebagai penghianat kerajaannya sendiri dan mati beku sambil memeluk satu-satunya ora...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Istana sudah dipenuhi dengan lampu kebahagiaan dan iringan musik yang penuh kemegahan dan kebahagiaan.
Raja menggandeng Ratu dan duduk di atas singgasana emas yang menuh kemewahan.
Setiap orang sibuk dengan urusan dan kekuasaan yang harus di libatkan untuk kehidupan.
Tapi berbeda dengan sisi istana lain yang redup dan hening.
Semua pelayan yang harusnya lalu lalang bekerja semua pergi tanpa berpaling.
Mahaz menatap sisa sisa penjaga istana yang terus mengomel karena harus menjaga istana yang telah ditinggalkan.
Sejak sihirnya semakin kuat Mahaz dapat meningkatkan jangkauan semua indra baik pendengaran dan hal lainnya.
"Raja telah memperkenalkan pangeran baru." Bisik Oba dengan suara berat.
Di meja makan yang kecil di sisi kamar Mahaz dapat melihat ramainya acara pengenalan pangeran kesayangan itu dari jendelanya.
Mahaz hanya tersenyum dan berusaha memberikan keringanganan hati untuk Oba pelayan yang telah menjaganya sejak kecil.
"Tidak apa-apa. Cepat atau lambat ini pasti terjadi." Bisik Mahaz sambil meminum sup hangat.
Kekuasaan itu tidak membuat Mahaz cemburu. Sekarang yang ada di hati dan pikirannya hanya Anita, senyum peri kecilnya yang sangat hangat cukup untuk membuatnya merasa bahagia.
****
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ahahahahaha
Suara tawa anak-anak memenuhi halaman kecil dimana para pengunjung kerajaan datang.
"Maaf Anita, aku tidak menemukan bunga itu." Bisik Mahaz sambil memegang tangan Anita.
"Hei jangan sedih. Ibu juga berkata bahwa bunga itu sangat langka dan sulit di budidayakan jadi pasti ibumu sangat sulit merawatnya. Sayang sekali kalau di petik. Okeh." Bujuk Anita.
