"Kehidupan ini hanya ku berikan untuk mu"
Mahaz menganggap kelahiran kembalinya hanya untuk peri kecilnya.
Mahaz seorang putra mahkota dari klan vampir yang di cap sebagai penghianat kerajaannya sendiri dan mati beku sambil memeluk satu-satunya ora...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Pergi!!" Ledakan suara hampir membuat setiap orang mundur.
Rumah tua di celah jalan paling kelam di ibu kota kerajaan memiliki kesibukan yang mengundang semua mata.
Di sana merupkan tempat gelap untuk saling menjual dan membeli beberapa mahluk aneh.
Banyak orang menatap dengan mata yang berapi-api pada sosok pemuda yang tampak memberontak di dalam kandang kayu.
"Rupanya benda itu masih belum menjadi peliharaan setia siapapun." Bisikan Mahaz tidak akan tetdengar siapapun di sisiny tapi tatapan Pemuda itu malah menatap penuh kebencian pada Mahaz.
Menarik.
***
Tidak lama suara teriakan orang-orang membuat api yang melahap rumah penuh dengan benda-benda menjijikan itu semakin besar.
"Siapa yang berani membakar tempat ini!!" Suara tua yang serak dengan penuh amarah menampilkan sosok tua yang muncul bersamaan dengan beberapa orang penanggung jawab rumah perdagangan berusaha untuk memadamkan api dengan berbagai sihir yang mempesona.
Lihat aku membantumu untuk mengacaukan mereka.
Tatapan Mahaz penuh ejekan pada beberapa orang yang di kenalnya.
Semua orang akan menunduk penuh rasa takut pada lelaki tua yang berteriak marah tapi berbeda dengan Mahaz.
"Brengsek!! Keluar kau!!" Teriak lelaki tua penuh amarah.
Dengan usaha apapun api itu terus melahap toko gelap dan membut beberapa monster menjadi bebas dan lari tanpa tujuan.
Kerugian yang sangat besar diperkirakan akan membuat rumah pelelangan busuk ini akan tutup beberapa waktu.
Senyum Mahaz mengembang dengan sedikit jijik.
Dulu peri kecilnya sempat di tangkap oleh orang tua itu karena takjub akan kecantikan Anita yang sangat lembut dan polos.
Setelah memadamkan dendam lamanya Mahaz pergi menjauh menuju arah selatan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
