Chap. 27 Lautan Darah

3K 366 4
                                    

"Kau? Seharusnya Mahaz belum sampai bukan. Ada apa?" Geram Raja Braham karena merasa sangat tidak suka di ganggu pada saat ini.

"Lapor bahwa gerbong Pangeran Mahaz mengalami kecelakaan dan terjatuh ke jurang."

Raja Braham sedikit terdiam dan hanya mengangguk.

***

Berbeda dengan permandangan langit yang hitam karena kobaran api

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbeda dengan permandangan langit yang hitam karena kobaran api. Di dalam jurang es telah sepenuhnya menutupi bebatuan dan tanaman disekitarnya.

Mahaz melihat sekeliling dengan sedikit kebosanan. Saat ia melakukan sihir tadi Mahaz merasakan ada sesuatu yang aneh dan menariknya untuk datang. Karena ia merasakan hubungan yang aneh dengan batu sihir yang di milikinya.

Mata Mahaz berwarna merah terang menembus gelapnya malam dan yang anehnya setelah berjalan melewati lorong-lorong di sekitar jurang ia menemukan pintu tua.

Pintu itu tertanam dengan baik dengan beberapa batu dan besi tua yang menyangganya. Mahaz merentangkan tangannya dan merasakan ukiran kuno di pintu.

Menjauh untuk menghindari kemarahan dewa Darah.

Menutup mata untuk mengagumi Dewi peri.

Menahan amarah untuk mencintai langit dan alam.

Tatapan Mahz terhenti sebentar karena ketika ia ingin terus membaca ukiran itu telah sedikit rusak.

Apakah itu hanya tulisan biasa atau sebuah kalimat larangan.

Mahaz menatap lama ke arah pintu.

Tapi tidak lama ia merasakan kepalanya sangat berat dan pusing.

Mahaz merasakan tubuhnya melayang dan matanya menjadi gelap.

Suara lolongan amarah, tangisan sedih dan banyk tangan yang terus berusaha merendamnya ke kegelapan.

Roh langit itu marah.

Sebuah benda yang dikutuk itu telah kembali menemukan tuannya yang baru.

Tubuh Mahaz seperti dipanggang, darahnya mendidih karena panas oleh api.

Keadaan Mahaz sangat aneh. Tubuhnya muncul secara ajaib di sebuah ruangan bawah tanah telat terbaring diatas batu khusus yang berberntuk seperti kubus dengan pancaran warna merah darah.

Setiap kata kuno mengelilingi tubub Mahaz seperti rantai ajaib yang melindungi sebuah kekuatan yang seharusnya tidak dapat dimiliki siapapun.

Rebirth "Orphic : All i needed"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang