01♡

30.4K 1.9K 55
                                    

Haiii semoga bisa menikmati my story heheh...

***

13 tahun berlalu...

'Kriinggggg'

Tangan seorang gadis cantik terulur meraba meja, mencari alarm yang sedari tadi berbunyi lalu mematikannya. Meskipun sudah berulang kali alarm itu berbunyi, tak urung gadis itu terhanyut kembali dalam mimpinya.

Hingga suara sang Bunda menusuk masuk ke indra pendengarannya.

"ALINN... BANGUNNNN..." teriak Bunda Hafsah. Namun, setelah beberapa detik tidak ada sahutan dari dalam kamar, menandakan sang pemilik kamar masih nyenyak tertidur diatas kasur queen sizenya.

Tanpa menunggu sang putri terbangun, Bunda Hafsah mengambil kunci cadangan untuk membuka pintu kamar putrinya.

Benda persegi panjang itupun terbuka. Nampaklah kamar bernuansa biru seperti kapal pecah. Laptop, buku diatas kasur. Bungkus camilan berserakan di lantai. Selimut menjuntai ke bawah kasur. Dan si pemilik kamar, Alin tertidur dengan posisi tengkurap dengan kaki diatas bantal serta kepala terbenam diantara lipatan selimut tebalnya.

Bunda Hafsah hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika melihat kondisi kamar Alin. 'Astaghfirullah' batin Bunda Hafsah sembari mengelus dada.

"ALEENA PUTRI ELNARA GEMILANG BANGUNNN... KALAU KAMU GA BANGUN SEKARANG JUGA BUNDA SITA SEMUA FASILITAS KAMU!!" teriak Bunda Hafsah sekali lagi dengan berkacak pinggang.

Mendengar ancaman Bunda Hafsah, akhirnya mata yang sedari tadi terpejam menjadi terbuka lebar. Perlu diketahui bahwa Bunda Hafsah tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"EH... BUNDAA JANGAN DONG." Dengan mata masih mengantuk, Alin memohon kepada Bunda Hafsah. Sedangkan Bunda Hafsah hanya menghela nafas.

"Yaudah makanya cepetan mandi habis itu sarapan, sekolah. Liat udah jam berapa ini astaghfirullah." Bunda Hafsah menarik tangan Alin hingga ia berdiri.

Alin melirik jam beker di nakas samping tempat tidurnya. Matanya melebar kala jam menunjukkan pukul enam pagi.

"YAALLAH BUNDAAA ALIN TELATT!!" pekik Alin. Dengan segera ia masuk ke kamar mandi. Bunda Hafsah yang melihat itu hanya pasrah lalu menggelengkan kepalanya.

"Cepetan siap-siap habis itu turun sarapan!" titah sang baginda ibu ratu Bunda Hafsah.

"IYAA BUNDA," jawab Alin dari dalam kamar mandi.

***

"GOOD PAGI SELAMAT MORNING!!" sapa Alin dengan teriakan macam toa masjid.

"KAK ALIN BISA GA SIH GAUSAH TERIAK GITU!" Abidzar, remaja 13 tahun ikut berteriak ketika sang kakak turun menggunakan seragam SMK-nya.

Kedua orang tua mereka hanya menggelengkan kepalanya, dan menghela nafas panjang. Pemandangan pagi yang sangat menyenangkan bukan?

"Ck, sadar diri situ juga teriak." Abidzar menatap sinis kearah kakaknya. Alin mencomot roti dengan selai strawberry favoritnya lalu beranjak menyalami Bunda Hafsah dan Ayah David.

"Dadah bunda, ayah, Bidzar jelek, Alin berangkat duluuu. Assalamualaikum."

"Eh eh Alin tunggu!" cegah Bunda Hafsah.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Kde žijí příběhy. Začni objevovat