27♡

18.5K 1.3K 31
                                    

Hayoloh yang kemaren mesam-mesem gara² ada adegan itu...

Siap-siap maraton lagi yokkkk....

***

Seorang gadis cantik duduk di sebuah meja. Di depannya terpasang sebuah bingkai besar berisikan foto seorang gadis cantik- ralat wanita cantik sedang tertawa bahagia bersama suaminya. Aleena dan Alif, foto merekalah yang sedang ditatap tajam oleh gadis cantik itu.

"Gara-gara lo Alin, gue kehilangan keluarga gue dan orang yang gue cintai," gumam gadis itu.

"Gara-gara lo juga, gue ga dapet gelar the best of the year. Pak Alif juga lebih milih lo daripada gue," sambungnya.

"Dan lo adalah penyebab hancurnya gue sekarang."

Gadis itu berdiri tepat di depan foto Alin. Ia menggoreskan pisau tajam tepat di wajah Alin. Ia tersenyum smrik.

"Kalau aja pisau ini bisa nembus muka cantik lo. Gue bakal seneng banget lin. Tunggu aja kejutan dari gue." Gadis itu tertawa lepas. Hingga suara tawanya terhenti oleh ketukan pintu.

'Tok tok tok'

"Masuk!" titah gadis itu. Dua orang laki-laki berperawakan tinggi dengan wajah seram dan pakaian serba hitam muncul dari balik benda persegi panjang itu.

"Permisi bos, ada laporan dari mata-mata kita yang mengatakan jika target kita akan pulang minggu depan bos," ujar salah satu pria tadi.

"Oke, tetap awasi keluarganya," titah gadis itu. Kedua pria itu mengangguk lalu pamit untuk keluar dari ruangan gadis itu.

"Waktu lo ga banyak lagi lin. Nikmati masa-masa terakhir lo sama Pak Alif sebelum gue rebut semua milik lo, mulai dari keluarga lo, kekayaan lo, kalo perlu Pak Alif juga gue rebut dari lo. Hahaha..." gumam gadis itu. Tawa mengerikan kembali terdengar dari gadis itu.

Tanpa ia sadari, pemuda tampan sedang mengintip dari balik pintu yang sedikit terbuka. "Gue gaakan biarin lo nyakitin Alin. Mungkin bukan gue jodohnya Alin tapi gue gaakan biarin satu goresan dari pisau lo hiasin kulitnya," geram pemuda tampan itu.

Tangannya mengepal menahan gejolak amarah. Sebisa mungkin ia tahan karena ini bukan waktu yang tepat untuknya membuat gadis itu menghilangkan niat buruknya. Ia memilih berlalu dari sana dan membiarkannya untuk kali ini. Diam bukan berarti tak bisa melindungi, itulah yang dilakukannya sekarang.

***

"KAK ALIF!?" panggil Alin.

Alif yang sedang berada di dapur pun buru-buru mematikan kompor. Ia segera berlari menuju kamar utama, dimana istri cantiknya berada.

"Assalamualaikum sayang," ucap salam Alif. Alif masih memakai celemek dan kemeja dengan lengan yang digulung hingga siku-sikunya. Rambut yang sedikit berantakan namun hal itu malah menambah kadar ketampanannya.

"Wa'alaikumussalam, kenapa lama banget?" omel Alin. Alif menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Em, saya habis dari dapur habibati. Saya tau kamu pengen roti bakar jadi saya bikinin deh," ujar Alif. Mendengar kata 'roti bakar' seketika amarah Alin mereda. Ia menatap Alif dengan mata berbinar.

"Mana roti bakarnya?" tanya Alin antusias. Alif menghela nafas lega. Singa betinanya tak jadi marah-marah. Untung saja.

"Masih di dapur, saya bawain kesini atau kita turun aja?" tawar Alif. Alin mengetuk-ngetuk dagunya, seolah-olah ia adalah pemikir yang handal.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now