15♡

21.8K 1.6K 38
                                    

Yok yok gass maraton lagiii!!!

***

Pukul 02.30 WIB, Alif terbangun dari tidurnya. Ia merasakan sesak didadanya. Ternyata Alin tidur dengan posisi kepala berada di atas dadanya. Pantas saja.

Tangan Alif terulur memindahkan kepala Alin ke bantal. Alin melenguh lalu menahan tubuh Alif dan menjadikan guling. Alif menahan nafas ketika paha Alin menimpa pahanya. Jangan sampai ia khilaf pagi-pagi begini.

"Astaghfirullah astaghfirullah astaghfirullah." Alif terus mengucapkan kalimat istighfar dan menahan dirinya.

"Bismillahirrahmanirrahim." Perlahan Alif menyingkirkan tangan dan kaki Alin dari atas tubuhnya. Alin pun bergerak gelisah lalu memilih posisi terlentang dengan tangan kiri menggantung dibibir ranjang.

"Alhamdulillahi robbil a'lamiin." Alif bersyukur masih diberi umur hari ini. Alif menghela nafas sejenak lalu menatap Alin yang masih tertidur pulas dengan rambut menutup sebagian wajahnya. Lalu beralih mengusap wajahnya.

Tiba-tiba...

'Bruk'

Alif terjatuh dari ranjang karena Alin menendangnya. "Awss... Astaghfirullah..." ringis Alif.

Pinggulnya terasa sakit akibat jatuh tadi. Sangat membagongkan sekali, tadi saja di peluk-peluk sekarang ditendang malah sampai jatuh. Definisi dikasih harapan tapi dijatuhkan oleh ekspedisi... Eh salah ekspetasi.

"Dasar nyai reog, untung sayang kalo nggak udah gue pecat jadi istri," gumam Alif.

Alif bangkit lalu duduk dibibir ranjang. Ia menatap nyai reognya yang masih terlelap dalam tidurnya. Gaya tidur alin tak bisa didefinisikan. Kepalanya kini berbantalkan guling, dan bantalnya ia gunakan untuk guling. Salah satu kakinya menggelantung, sedangkan satunya tertutup selimut. Rambutnya acak-acakan, bibir sedikit terbuka. Bahkan kaos oblongnya kini tersingkap.

Alif meneguk salivanya dengan kasar. Ia tak pernah membayangkan jika perut Alin begitu mulus seperti itu. Ia mati-matian menahan syahwatnya. Perlahan ia mendekati Alin lalu segera menutup perut sang istri dengan selimut. Mulutnya tiada henti mengucapkan kalimat istighfar. Setelah perut Alin tertutup sempurna oleh selimut itu, Alif baru bisa bernafas lega.

Alif pun duduk didekat Alin. Niat hati ia ingin membangunkan Alin untuk sholat tahajjud berjamaah. Tiba-tiba saja Alin bergerak merubah gaya tidurnya menjadi terlentang. Tangan Alif terulur menyingkirkan rambut sang istri yang menutupi wajahnya. Alif terkekeh gemas melihat wajah Alin saat tertidur. Mulut yang terbuka dan pipi chubby. Sangat menggemaskan menurut Alif.

Otak encernya merencanakan sesuatu. Alif bangkit lalu mengambil handphone boba tiganya diatas nakas. Lalu meng-klik icon kamera.

'Cekrek'

'Cekrek'

'Cekrek'

Beberapa gambar Alin kini tersimpan di handphone Alif. "Afwan habibati, kamu terlalu menggemaskan untuk diacuhkan. Makanya sebelum mode reog kamu aktif, saya ambil foto kamu hehe. Nggak banyak kok paling 10 foto," ujar Alif sembari terkekeh kecil.

Dengkuran halus masih terdengar dari mulut Alin. Alif mencubit pelan pipi chubby Alin. Sepertinya ia punya hobby baru yaitu mencubit pipi tembem istrinya. Alin kembali melenguh dan tidur membelakangi Alif.

Alif melirik jam dinding, rupanya sudah pukul 2.45 pagi. Ia pun memutuskan untuk meneruskan niatnya tadi yaitu membangunkan Alin.

"Yaa Habibati, bangun yuk," ajak Alif sembari menggoyang-goyangkan lengan Alin. Alin hanya berdehem lalu melanjutkan tidurnya.

My Destiny Is You (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now